MEDAN, Waspada.co.id – Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Sumatera Utara menegaskan selalu menemukan uang palsu di tengah-tengah masyarakat.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatera Utara, IGP Wira Kusuma mengajak masyarakat supaya memahami betul keaslian uang rupiah dengan metode 3 D yakni Dilihat, Diraba dan Diterawang.
“Di mana masyarakat juga memperlakukan uang rupiah dengan baik. “Cinta, Bangga dan Paham Rupiah atau CBP,” terangnya di Medan, Senin (23/10).
Wira juga menyebut bahwa keberadaan uang palsu itu bukan hanya muncul pada momen -momen tertentu seperti suhu politik yang lagi panas saat ini.
“Tidak ada hubungannya. Uang palsu setiap bulan selalu ada muncul,” ucapnya.
Jumlah uang palsu sejak Januari – September 2023 sebanyak 1.977 lembar. Paling banyak pecahan Rp100.000 dan Rp50.000. Pasti pecahan besar yang dipalsukan, tidak mungkin ada pecahan Rp1.000.
“Dengan menerapkan metode 3 D, sebenarnya masyarakat dapat dengan mudah membedakan yang asli dan tidak. Masyarakat tetap harus jeli, dengan melihat dan meraba lalu menerawang saja sebenarnya sudah bisa kelihatan,” katanya.
“Dan Bank Indonesia Sumut mengimbau masyarakat tetap harus bijak dalam bersosial media. Dia sendiri mengaku tidak paham apakah yang dimutilasi itu uang rupiah asli atau tidak,” tandasnya. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung
MEDAN, Waspada.co.id – Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Sumatera Utara mengklaim selalu menemukan uang palsu di tengah-tengah masyarakat.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatera Utara, IGP Wira Kusuma mengajak masyarakat untuk benar-benar memahami keaslian uang rupiah dengan metode 3 D yakni Dilihat, Diraba, dan Diterawang.
“Di mana masyarakat juga harus memperlakukan uang rupiah dengan baik. “Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah atau CBP,” terangnya di Medan, Senin (23/10).
Wira juga menjelaskan bahwa keberadaan uang palsu itu tidak hanya muncul pada saat-saat tertentu seperti saat sedang panasnya situasi politik saat ini.
“Tidak ada hubungannya. Uang palsu selalu muncul setiap bulan,” ucapnya.
Jumlah uang palsu yang ditemukan sejak Januari – September 2023 sebanyak 1.977 lembar. Paling banyak ditemukan pecahan Rp100.000 dan Rp50.000. Pasti pecahan besar yang dipalsukan, tidak mungkin ada pecahan Rp1.000.
“Dengan menggunakan metode 3 D, sebenarnya masyarakat dapat dengan mudah membedakan uang asli dan palsu. Masyarakat tetap harus berhati-hati, dengan melihat, meraba, dan menerawang sudah dapat terlihat perbedaannya,” katanya.
“Dan Bank Indonesia Sumut mengimbau masyarakat tetap harus bijak dalam menggunakan media sosial. Dia sendiri tidak paham apakah yang diposting adalah uang rupiah asli atau palsu,” tandasnya. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung