Menteri PANRB: Sumpah Pemuda Mempunyai Keterkaitan dengan Reformasi Birokrasi

by -144 Views
Menteri PANRB: Sumpah Pemuda Mempunyai Keterkaitan dengan Reformasi Birokrasi

JAKARTA, Waspada.co.id – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas menyatakan bahwa nilai-nilai sumpah pemuda memiliki relevansi dengan reformasi birokrasi.

“Pada hari bersejarah ini saya mengajak seluruh ASN, khususnya ASN Kementerian PANRB, untuk semakin bersemangat mewujudkan reformasi birokrasi berdampak sebagaimana harapan Presiden Jokowi dan masyarakat Indonesia,” kata Anas dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda di Jakarta, Sabtu (28/10).

Nilai-nilai yang dimaksud antara lain semangat nasionalisme, cinta Tanah Air, rela berkorban, dan gotong royong. Selain itu, dari sejarah sumpah pemuda dapat diambil nilai-nilai yang relevan dengan kondisi bangsa kita saat ini, terutama dalam membangun aparatur negara dan reformasi birokrasi.

Menurut Anas, nilai-nilai luhur yang relevan dan sejalan dengan nilai BerAKHLAK adalah loyal. Dalam peristiwa sumpah pemuda, ada ikrar satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa sebagai perwujudan rasa cinta terhadap bangsa dan Tanah Air.

“Cinta terhadap bangsa dan Tanah Air berarti kita berbuat sesuatu yang baik demi kemajuan bangsa Indonesia,” ujarnya.

Mantan Kepala LKPP ini juga mengutip peribahasa yang berbunyi “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”. Ia melihat nilai ini masih relevan dalam kondisi saat ini.

Sebagai aparatur negara, pegawai ASN harus memiliki semangat gotong royong dan konsisten dalam berkinerja sehingga dapat memberikan kontribusi dalam mewujudkan bangsa yang berdaulat dan bermartabat, terutama dalam pergaulan dunia internasional.

“Nilai kerelaan berkorban yang digaungkan dalam sumpah pemuda seharusnya diaktualisasikan dalam upaya kita untuk mencapai sasaran reformasi birokrasi, yaitu terwujudnya pemerintahan yang bersih, bebas dari KKN, meningkatnya kapasitas akuntabilitas kinerja, meningkatnya kualitas pelayanan publik, serta mengutamakan pelayanan publik,” tegas Anas.

Dalam sejarah sumpah pemuda, para pemuda tidak memprioritaskan daerah atau golongan mereka sendiri, suku bangsa, atau perbedaan lainnya. Mereka hanya memikirkan bagaimana seluruh bangsa Indonesia tetap bersatu untuk mengusir penjajah demi mencapai kemerdekaan.

“Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi, golongan, atau kelompok sangat relevan dengan semangat pembangunan nasional kita, terutama dalam mewujudkan birokrasi yang bersih, kompeten, akuntabel, dan melayani,” imbuhnya.

Anas berharap agar aparatur negara memanfaatkan momentum peringatan sumpah pemuda ini untuk melakukan introspeksi diri, sejauh mana mereka telah menghayati nilai-nilai luhur sumpah pemuda dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai aparatur negara.

“Secara khusus, Presiden Jokowi telah mengingatkan kepada kita semua dalam berbagai kesempatan pidatonya tentang perlunya bergotong royong dan bekerja bersama sehingga birokrasi dapat langsung dirasakan dampaknya oleh masyarakat,” pungkasnya. (wol/ant/ari/d1)