Tanggapan Gibran terhadap Pernyataan PDIP yang Menuduhnya Membangkang

by -440 Views

JAKARTA, Waspada.co.id – Gibran Rakabuming Raka, calon wakil presiden (cawapres) dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), menanggapi pernyataan elite PDI Perjuangan (PDIP) yang menyebutnya membangkang partai karena memilih menjadi cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Ia mengaku sudah meminta izin kepada Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan ketua Tim Pemenangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Arsjad Rasjid, sebelum memutuskan menjadi cawapres Prabowo.

“Ya saya kembalikan lagi ke Pak Hasto (Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto soal dinilai membangkang). Kira-kira dua minggu yang lalu, saya sudah ketemu Mbak Puan dan Pak Arsjad. Beliau berdua sudah memberikan saya izin untuk ikut berkompetisi,” kata Gibran di Surakarta, Jawa Tengah, Senin (30/10).

Sebelumnya Hasto mengatakan PDIP tengah bersedih dan terluka karena merasa “ditinggalkan” oleh kadernya.

Hal tersebut disampaikan Hasto sehubungan manuver Presiden Jokowi yang merestui Gibran, putra sulungnya, menjadi cawapres Prabowo yang menjadi pesaing Ganjar Pranowo yang diusung PDIP.

Kata Hasto, tidak sedikit kalangan akar rumput PDIP yang merasa tidak percaya kader terbaiknya itu berpaling dari partai tersebut.

“PDI Perjuangan saat ini dalam suasana sedih, luka hati yang perih, dan berpasrah pada Tuhan dan rakyat Indonesia atas apa yang terjadi saat ini,” kata Hasto, Minggu (29/10).

Hasto menyebut PDIP telah memberi privilese “yang begitu besar” kepada Jokowi dan keluarganya.

Ia menyebut simpatisan PDIP dan akar rumput telah mendukung Jokowi sejak menjadi wali kota Surakarta hingga menjadi presiden.

“Ketika DPP partai bertemu dengan jajaran anak ranting dan ranting sebagai struktur partai paling bawah, banyak yang tidak percaya bahwa ini bisa terjadi,” kata Hasto, dikutip Kompas.com.

“Kami begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranata kebaikan dan konstitusi,” lanjutnya.

Sementara Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat menyebut Gibran telah membangkang partainya usai memilih menjadi cawapres Prabowo.

Djarot pun merasa gagal sebagai orang yang bertugas melakukan kaderisasi di dalam tubuh PDIP.

“Saya merasa tertusuk duri. Prihatin. Ternyata nilai-nilai yang kita tanamkan di sekolah partai, masih ada seperti itu, hanya karena kekuasaan saja. Saya merasa bersalah dan gagal,” kata Djarot dalam diskusi yang diadakan Ganjar Center di Jakarta, Senin (30/10).

Dia menjelaskan, tugasnya adalah menanamkan ideologi serta menyiapkan kader melalui sekolah partai.

Dalam proses kaderisasi itu, kata Djarot, ada tiga hal utama yang ditanamkan yaitu disiplin, loyalitas dan keikhlasan.

“Disiplin, disiplin bicara, teori, waktu dan lain-lain. Lalu loyal, kader dididik untuk loyal. Loyal terhadap ideologi, tujuan negara, dan loyal terhadap aturan partai. Ketiga yaitu ikhlas,” lanjutnya.

Djarot menyebut Gibran adalah bentuk kegagalannya dalam menanamkan loyalitas.

“Di beberapa hal saya gagal. Termasuk misalnya pembangkangan Mas Gibran. Tidak ada loyalitas. Tidak ada disiplin,” tuturnya. (wol/kompastv/ryan/d2)