Tantangan Pasokan dan Dampak Deflasi di Sumut – Perlu Kewaspadaan

by -114 Views
Tantangan Pasokan dan Dampak Deflasi di Sumut – Perlu Kewaspadaan

MEDAN, Waspada.co.id – Sumatera Utara mencatat deflasi sebesar 0,07 persen (month to month) pada bulan Oktober.

Angka ini lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya. Deflasi ini merupakan kabar baik jika dibandingkan dengan realisasi inflasi pada bulan September sebesar 0,37 persen. Inflasi pada bulan lalu banyak disumbang oleh kenaikan harga beras yang melebihi inflasi nasional rata-rata.

Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, menjelaskan bahwa deflasi yang terjadi pada bulan Oktober diikuti oleh penurunan pasokan untuk beberapa komoditas pangan, seperti daging ayam dan beras.

“Penyediaan kedua komoditas pangan ini sangat dikendalikan oleh peternak untuk daging ayam, sedangkan Bulog untuk beras. Peternak justru mengurangi pasokan mereka pada bulan Oktober. Namun yang terjadi adalah penurunan harga daging ayam di bawah harga produksi peternak,” kata Benjamin, Rabu (1/11).

Berbeda dengan daging ayam, harga beras justru stabil dan tidak bergejolak karena langkah intervensi pasar yang dilakukan oleh Bulog. Jadi ketika pasokan daging ayam berkurang, harganya malah turun, tetapi Bulog justru menambah pasokan sehingga harganya terkendali. Hal yang tidak biasa terjadi disini, yaitu pasokan daging ayam dikendalikan (turun) tetapi harganya juga turun.

“Temuan di lapangan, sejumlah pedagang besar ayam potong mengeluhkan penurunan penjualan ayam potong akhir-akhir ini. Seringkali terdapat sisa stok ayam potong yang tidak terjual setiap hari. Sementara itu, rencana pengurangan produksi ayam indukan (DOC) muncul seiring dengan penurunan harga daging ayam saat ini,” ungkapnya.

Pasokan dijadikan sebagai cara untuk mengendalikan harga perekonomian daging ayam. Dugaan sementara mengarah pada penurunan harga ikan segar sebagai pengganti serta penurunan konsumsi.

Selain itu, harga cabai juga mengalami nasib yang tidak jauh berbeda. Meskipun produksi panen menurun, harga juga tidak melonjak seperti biasanya.

“Jadi deflasi yang terjadi bulan ini sebaiknya diikuti dengan analisis mendalam penyebabnya. Karena jika terjadi inflasi pada November atau Desember, kenaikan harga bisa disebabkan oleh penurunan pasokan yang memang dikendalikan atau memang secara alamiah pasokan mengalami penurunan. Jadi deflasi bulan ini tidak sepenuhnya menjadi kabar baik,” jelasnya. (wol/eko/d1)

Editor: Ari Tanjung