MEDAN, Waspada.co.id – Saat ini ketidakpastian ekonomi global kembali meningkat sejalan dengan melebarnya divergensi perekonomian AS dan Tiongkok, yang diiringi dengan berlanjutnya ketegangan geopolitik global.
Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti menuturkan perhelatan North Sumatra Invest (NSI) Day 2023 dengan tema “Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara melalui Investasi Berkelanjutan dan Inklusi Keuangan.
“Berdasarkan proyeksi dari IMF dan OECD per triwulan III tahun 2023, pertumbuhan ekonomi global akan mencapai 3% (yoy), lebih kecil dari tahun 2022 yang tumbuh 3,4%,” tuturnya, Rabu (8/11).
Ketidakpastian global yang terjadi saat ini tidak dapat diprediksi dan bersifat anomali. Untuk itu, terdapat 5 kondisi global yang perlu mendapat perhatian. Pertama, Ekonomi global akan terus melambat dan tidak akan kembali ke level pre-covid. Fragmentasi akan semakin melebar.
Kedua harga energi akan semakin naik, menyebabkan inflasi global akan terkerek naik juga. Ketiga, fenomena term premia, dimana yield jangka Panjang akan naik. Negara akan kesulitan membiayai fiskalnya.
“Selanjutnya, fenomena higher for longer yang belum dapat diprediksi kapan berakhir. Dampak dari higher for longer akan diperparah juga dengan kenaikan harga energi dan dollar akan semakin kuat, sehingga capital inflow ke Indonesia akan relatif kering,” ungkapnya.
Meskipun kondisi perekonomian global masih menunjukkan ketidakpastian yang tinggi, kata Destry Damayanti, pemulihan ekonomi Indonesia optimis masih akan berlanjut.
“Pada triwulan ketiga 2023, pertumbuhan ekonomi didukung oleh konsumsi pribadi, termasuk konsumsi generasi muda, khususnya di sektor jasa. Kepercayaan konsumen yang tetap tinggi,” ungkapnya.
“Survei Konsumen Bank Indonesia bulan September 2023 juga tetap menunjukkan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat, tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen pada zona optimis (>100) pada level 121,7,” tandasnya. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung