MEDAN, Waspada.co.id – Dalam notulen yang disampaikan oleh sejumlah pejabat The FED, mereka menyatakan bahwa belum ada kemungkinan pemangkasan bunga acuan dalam waktu dekat.
Hal ini disebabkan oleh laju tekanan inflasi yang masih berpeluang mengganggu. Sehingga sampai nantinya inflasi benar-benar mencapai angka 2%, maka kebijakan untuk memangkas suku bunga acuan bisa dilakukan.
Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, mengatakan bahwa FOMC minutes tersebut sesuai dengan ekspektasi sebelumnya, di mana tidak akan memberikan tekanan besar bagi pasar keuangan. Walaupun bursa AS ditutup melemah tipis pada perdagangan kemarin.
“Bursa di Asia pada perdagangan hari ini juga bergerak beragam dengan kecenderungan melemah tipis. Sehingga IHSG diproyeksikan juga tidak akan jauh berbeda kinerjanya dengan perdagangan kemarin,” katanya, Rabu (22/11).
IHSG berpeluang ditransaksikan dalam rentang angka 6.930 hingga 7.000 pada perdagangan hari ini. Kinerja IHSG diproyeksikan masih akan bergerak sideways dengan peluang tetap untuk kembali mencoba menembus level psikologis 7.000. Ditambah lagi minimnya rilis data ekonomi pada hari ini juga kian membuat kinerja IHSG tidak akan beranjak jauh dari penutupan perdagangan sebelumnya.
“IHSG pada sesi pembukaan perdagangan ditransaksikan melemah di kisaran level 6.934. Sementara itu mata uang rupiah juga melanjutkan tren penguatan. Mata uang Rupiah ditransaksikan menguat di level 15.415 per US Dolar pada sesi perdagangan pagi. Tren pelemahan US Treasury yang masih berlanjut pada perdagangan di Asia berpeluang mendorong penguatan pada mata uang Rupiah di hari ini. Rupiah diproyeksikan akan bergerak dalam rentang 15.380 hingga 15.430 per US Dolar,” katanya.
Selain IHSG dan Rupiah yang masih akan bergerak sideways, harga emas juga diproyeksikan akan bergerak sideways. Di perdagangan waktu AS, harga emas sempat mendekati level $2.000 per ons troy.
“Namun pada perdagangan waktu Asia, harga emas sedikit mengalami tekanan dan ditransaksikan di level $1.996 pada sesi perdagangan pagi. Harga emas diproyeksikan masih akan berkonsolidasi di kisaran level 2.000 per ons troy dalam jangka pendek,” katanya. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung