Bursa di AS mengalami kenaikan setelah rilis data indeks harga yang dibayar konsumen AS sesuai dengan ekspektasi pasar. Inflasi diproyeksikan kian melandai di AS. Dan hari ini, Gubernur Bank Sentral AS dijadwalkan akan memberikan pidatonya. Dimana pidato Gubernur Bank Sentral AS diproyeksikan akan menunjukkan sikap dovish yang berpeluang mendorong penguatan di pasar saham. Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin menuturkan dari sisi ekonomi domestik, akan ada rilis data inflasi di tanah air dan rilis indeks S&P manufacturing PMI. “Dua data tersebut akan menjadi penggerak pasar, meskipun kedua data tersebut biasanya tidak begitu jauh dari ekspektasi. Inflasi nasional diproyeksikan akan berkutat di kisaran 2.7% secara tahunan, sementara data manufaktur PMI masih akan memasuki periode ekspansif dengan indeks di atas 50,” tuturnya, Jumat (1/12). Namun sayangnya, mata uang rupiah pada hari ini tidak dinaungi kabar baik. Indikator imbal hasil US Treasury lebih tinggi dibandingkan dengan kinerja sehari sebelumnya. US Treasury 10 YR berada di kisaran 4.318% pada pagi ini. Kinerja mata uang rupiah dibayangi tekanan, sekalipun Bank Sentral AS diproyeksikan tetap akan bersikap dovish. “IHSG pada sesi perdagangan pagi ini melemah di kisaran level 7.043. Gerak bursa saham di Asia yang banyak melemah berpeluang mendorong pelemahan pada IHSG. Namun, tren pergerakan IHSG yang belakangan ini bergerak anomali dibandingkan dengan sejumlah bursa di Asia, menciptakan potensi koreksi besar pada IHSG. Secara teknikal IHSG masih akan berkonsolidasi di level 7.100, dengan support berada di level 7.030,” ungkapnya, Mata uang rupiah pada pembukaan perdagangan pagi ini dibuka melemah di level 15.525 per US Dolar. Rupiah masih diproyeksikan akan bergerak dalam rentang 15.450 hingga 15.550. Secara fundamental mata uang rupiah berpotensi menguat seiring dengan kian melandainya inflasi di AS. “Demikian halnya dengan harga emas yang masih memiliki peluang untuk menguat. Sejauh ini harga emas ditransaksikan di kisaran level $2.040 per ons troy. Harga emas masih kesulitan menembus level $2.050 per ons troy. Emas masih memiliki peluang untuk menguat lebih jauh, namun masih tertahan dari sisi teknikal,” tandasnya. (wol/eko/d1) Editor: Ari Tanjung