Kenaikan Harga Cabai dan Beras Menyumbang Inflasi di Sumut pada November 2023

by -115 Views
Kenaikan Harga Cabai dan Beras Menyumbang Inflasi di Sumut pada November 2023

MEDAN, Waspada.co.id – Kenaikan harga cabai merah hingga beras menjadi faktor utama terjadinya inflasi di wilayah Sumatera Utara pada November 2023.

Kepala BPS Sumut, Nurul Hasanudin, menyatakan bahwa pada bulan November 2023, inflasi bulanan Sumut mencapai 0,45 persen dan inflasi tahunan mencapai 3,20 persen.

“Dalam skala bulanan, kenaikan harga cabai merah berkontribusi sebesar 0,31 persen terhadap inflasi, menjadi yang tertinggi dibandingkan komoditas lainnya,” ujarnya, pada Senin (4/12).

Selain cabai merah, inflasi bulanan Sumut pada November 2023 juga disebabkan oleh kenaikan harga cabai rawit (0,10 persen), bawang merah (0,05 persen), gula pasir, emas, dan perhiasan (0,04 persen), angkutan udara (0,03 persen), dan beras (0,02 persen).

“Sementara itu, deflasi bulanan disebabkan oleh penurunan harga daging ayam ras (-0,08 persen), tomat (-0,06 persen), ikan dencis (-0,06 persen), ikan tongkol (-0,03 persen), dan bensin (-0,02 persen),” ungkapnya.

Secara tahunan, kenaikan harga beras memberikan andil terbesar terhadap inflasi Sumut pada November 2023 dengan kontribusi sebesar 0,70 persen.

“Selain beras, cabai merah juga berdampak pada inflasi tahunan sebesar 0,43 persen, diikuti oleh rokok kretek filter (0,22 persen), cabai rawit (0,18 persen), dan perguruan tinggi (0,13 persen),” tambahnya.

Deflasi tahunan pada November 2023 disebabkan oleh penurunan harga ikan dencis (-0,07 persen), daging babi (-0,05 persen), jeruk (-0,04 persen), sabun cair (-0,04 persen), dan ikan tongkol (-0,03 persen).

“Mudah-mudahan Sumut bisa mengendalikan inflasi hingga akhir tahun 2023. Komoditas yang biasanya bergejolak pada akhir tahun harus mendapatkan perhatian,” jelas Nurul.

Secara nasional, inflasi bulanan Sumut pada November 2023 tercatat lebih tinggi. Pada periode yang sama, inflasi Indonesia mencapai 0,38 persen.

“Inflasi tahunan Sumut juga lebih tinggi dari inflasi nasional, yaitu sebesar 2,86 persen,” terangnya.

Namun, untuk tahun kalender atau November 2023 terhadap Desember 2022, inflasi Sumut mencapai 1,67 persen, lebih rendah dari inflasi nasional yang mencapai 2,19 persen.

“Dalam skala bulanan, dari lima kota yang menjadi lokasi pengukuran indeks harga konsumen (IHK), BPS Sumut menyatakan bahwa hanya Sibolga yang mengalami deflasi sebesar -0,19 persen,” katanya.

Sementara itu, kota lainnya mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Gunungsitoli (0,69 persen), Medan (0,49 persen), Pematang Siantar (0,37 persen) dan Padang Sidempuan (0,01 persen).

Ia menambahkan bahwa secara tahunan, kelima kota IHK Sumut juga mengalami inflasi di atas tiga persen, dengan tingkat inflasi tertinggi dialami oleh Sibolga sebesar 4,19 persen, diikuti oleh Gunungsitoli 3,98 persen, Padang Sidempuan 3,39 persen, Pematang Siantar 3,37 persen, dan Medan 3,14 persen.

“Kota Sibolga perlu mendapatkan perhatian karena tingkat inflasinya sudah di atas empat persen,” tandasnya. (wol/eko/d2)

Editor: Ari Tanjung