IHSG dan Rupiah Ditutup dengan Gerakan Berlawanan

by -118 Views
IHSG dan Rupiah Ditutup dengan Gerakan Berlawanan

MEDAN, Waspada.co.id – IHSG mengalami kenaikan 0,52% menjadi 7.125,31, kinerja IHSG pulih seiring dengan asing yang mencatat transaksi beli bersih senilai 176 miliar. IHSG tidak sendirian, sejumlah bursa di Asia juga mengalami kenaikan pada perdagangan hari ini.

Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, menyatakan bahwa penguatan pada bursa saham terjadi menjelang rilis data inflasi AS dan keputusan suku bunga acuan The FED pada perdagangan besok.

“Sementara itu, nilai tukar Rupiah pada hari ini mengalami pelemahan. Rupiah bahkan sempat melemah mendekati level 15.650 per Dolar AS,” ujarnya, Selasa (12/12).

Namun, Rupiah kemudian mengurangi kerugiannya dengan berbalik arah, meskipun tetap melemah di level 15.615 per Dolar AS pada penutupan perdagangan. Pelemahan imbal hasil US Treasury 10 tahun selama sesi perdagangan di Asia tidak mampu mendorong penguatan pada mata uang Rupiah.

“Sementara itu, harga minyak mentah dunia terpantau stabil di level $1.985 per ons troy. Harga emas relatif tidak mengalami perubahan kinerja menjelang rilis data inflasi maupun kebijakan suku bunga acuan The FED. Kinerja harga emas memiliki peluang bergerak sangat volatile saat rilis inflasi, maupun menjelang keputusan suku bunga acuan kemudian,” ungkapnya.

Secara keseluruhan, baik pasar keuangan maupun harga emas akan memiliki pergerakan yang lebih jelas setelah The FED memberikan isyarat kebijakan ekonominya ke depan.

“Sejauh ini, baik investor domestik maupun investor global cenderung memiliki analisis yang beragam dalam menyikapi perkembangan situasi terkini ekonomi AS maupun global,” katanya.

Akibatnya, kinerja pasar saham akan sangat volatile. Ditambah dengan ketidakpastian ekonomi global yang semakin memburuk, seiring dengan melemahnya harga minyak mentah dunia yang lebih menunjukkan kemungkinan terjadinya resesi.

“Dan untuk perdagangan besok, kinerja IHSG maupun Rupiah masih memiliki peluang untuk bergerak di dua zona. Dan saat ini gambaran kemana arah pergerakannya belum mampu diperlihatkan oleh indikator ekonomi yang ada,” tandasnya. (wol/eko/d2)

Editor: Ari Tanjung