Peran Perempuan Dalam Mendorong Perekonomian Di Rumah Jahit Binaan PLN Sumut

by -122 Views
Peran Perempuan Dalam Mendorong Perekonomian Di Rumah Jahit Binaan PLN Sumut

MEDAN, Waspada.co.id – Ketimpangan dalam pendidikan dan kompetensi menjadi kendala perempuan dalam memasuki dunia kerja. Peluang partisipasi perempuan dalam dunia kerja tentu harus terus dibuka.

Ketimpangan partisipasi di dunia kerja antara laki-laki dan perempuan masih cukup lebar. Upaya meningkatkan kompetensi perempuan untuk memasuki dunia kerja harus konsisten.

Data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah perempuan pekerja pada 2022 mencapai 52,74 juta pekerja di Indonesia. Jumlah pekerja perempuan itu setara dengan 38,98% dari total pekerja yang ada di Indonesia.

Bidang pekerjaan formal terbesar yang melibatkan perempuan adalah tenaga usaha penjualan (28,44%). Selain itu, perempuan yang bekerja di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan (24,6%).

Sementara, masih berdasarkan catatan BPS pada 2022, perempuan Indonesia yang bekerja menduduki level kepemimpinan dan ketatalaksanaan hanya 0,78%. Selain itu, perempuan yang menjadi pejabat pelaksana, tata usaha dan sejenisnya sebesar 6,2% dari populasi pekerja perempuan.

Artinya, kebutuhan kompetensi tentu sangat dibutuhkan bagi kalangan perempuan untuk bisa berinovasi dan berkarya agar menhasilkan dunia kerja bahkan melahirkan dunia kerja ke depannya.

Melihat fenomena ini, sebagai perusahaan energi PLN juga memliki tanggung jawab sosial yang besar untuk memberikan mendorong bahkan memberikan wadah kepada para perempuan dalam mengembangkan kompetensinya di bidang apapun.

Salah satunya adalah melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Utara mengembangkan kelompok terampil menjahit binaan di Medan yang terletak di jalan Garuda no 39, Kelurahan Sei Kambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Sumatera Utara.

PLN melalui BMM (Baitulmaal Muamalat) memberikan bantuan pendampingan dan pelatihan Workshop Mahir Menjahit kepada peserta kelompok menjahit usia muda produktif di lokasi tersebut yang terbagi dalam 2 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang. Rumah Jahit ini menjadi salah satu bentuk komitmen PLN dalam mendorong keberlangsungan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan perekonomian.

General Manager PLN UID Sumatera Utara, Awaluddin Hafid, bercerita bahwa PLN berkomitmen dan konsisten dalam pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dalam mendukung pencapaian SDG’s.

“Kelompok terampil menjahit ini terdiri dari perempuan produktif berusia 18-40 tahun dengan latar belakang mahasiswa, guru honorer dan ibu rumah tangga. Para peserta yang telah mengikuti pelatihan menjahit mampu menghasilkan berupa pakaian blouse, celana hingga kebaya,” ungkap Awaluddin.

Berharap melalui kelompok terampil ini dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi para perempuan muda yang ada di Kota Medan.

Kepala Perwakilan dari BMM, Budi Syahputra, juga mengungkapkan bahwa sebelumnya para peserta ini mengikuti pelatihan ada yang benar-benar masih awal banget, ada yang memang ingin memperdalam keahliannya.

“Pendampingan pun masih akan terus dilakukan sampai seluruh peserta terampil untuk membuka usahanya sendiri atau mengikuti lowongan pekerjaan yang ada,” ungkapnya, Kamis (14/12).

Lalu sudah ada beberapa produksi yang dilakukan walaupun sifatnya belum massal, yakni jilbab dan gamis. Akan tetapi untuk memproduksi pakaian khusus seperti yang memiliki kerah bervariasi atau bordiran, peserta masih harus terus mengasah keterampilannya di workshop setelah tahap pelatihan ini selesai.

“Setelah pelatihan selesai di Desember 2023 nanti, peserta belum langsung membuka usaha sendiri tetapi dimagangkan terlebih dahulu di workshop selama 4 bulan 2 minggu atau 72 kali pertemuan untuk mematangkan keahlian peserta sesuai kebutuhan pasar,” ucapnya.

Saat melihat aktivitas di Rumah Jahit, sejumlah kaum perempuan di sana tampak begitu bersemangat melakukan aktivitas menjahit, ada yang tengah merancang pola pakaian, menjahit hingga yang sedang menyusun pakaian sudah jadi di salah satu manekin.

Harapan besarpun begitu dirasakan oleh para anggota kelompok untuk menjadikan Rumah Jahit Binaan PLN ini bisa terus berkembang dan menciptakan berbagai karya – karya yang memiliki nilai tinggi bahkan dikenal di masyarakat.

Salah satu anggota kelompok Rumah Jahit Binaan PLN, Jolena Puspita (29) seorang Ibu Rumah Tangga bercerita bahwa Rumah Jahit menjadi wadah yang begitu tepat untuk para kaum perempuan yang sangat menginginkan kemampuan berkreasi dan juga ingin memiliki penghasilan.

“Awal mulanya, saya bergabung di sini rasa semangat ingin tahu saya begitu besar, karena memang saya selama 5 tahun menjalani kehidupan sebagai ibu rumah tangga memang suka menjahit, tapi karena keterbatasan alat dan juga informasi, saya hanya belajar melalui internet,” ungkapnya.

Setelah menjalani pelatihan dan workshop di Rumah Jahit ini yang mendatangkan instruktur penjahit profesional, tentu rasa semangat anggota di sini begitu besar lagi untuk lebih ingin meningkatkan kemampuan dalam menjahit.

“Kami diajarkan pola, diajarkan cara memotong pakaian yang benar seperti apa, membuat pola pakaian pria dan wanita, bahkan banyak ilmu yang kami dapatkan. Tentu, kami sangat berterima kasih kepada PLN yang peduli terhadap kaum perempuan untuk mengembangkan kreativitas dan kemampuan kompetensinya, dengan Rumah Jahit ini harapan besar saya dan teman teman bisa menciptakan berbagai bentuk karya yang nantinya bisa memiliki nilai tinggi, dan membantu kami juga dalam menjalankan keberlangsungan hidup khususnya kesejahteraan perekonomian masyarakat,” tandasnya. (wol/eko/d2) Editor: Ari Tanjung