MEDAN, Waspada.co.id – Kinerja pasar keuangan dalam seminggu ke depan berada di persimpangan.
Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, mengatakan rilis data pertumbuhan ekonomi AS di kuartal ketiga yang diperkirakan akan mengalami peningkatan, justru bisa menjadi bumerang dan direspons negatif oleh pelaku pasar. Meskipun pada dasarnya kabar tersebut adalah kabar positif terkait dengan kinerja ekonomi AS.
“Namun pelaku pasar bisa menginterpretasikannya sebagai kemungkinan penundaan pemotongan suku bunga acuan di tahun 2024 mendatang,” kata dia, Senin (18/12).
Selain itu, pelaku pasar juga menuju libur panjang Natal dan Tahun Baru yang bisa menciptakan penurunan transaksi di pasar keuangan di tanah air. Sehingga sentimen ekonomi nantinya tidak begitu berpengaruh pada kinerja pasar keuangan hingga perayaan tahun baru usai. Dan situasi ini akan membuat pasar keuangan lebih dipengaruhi oleh faktor teknikal.
“IHSG dalam perdagangan seminggu ke depan berpeluang bergerak dalam rentang 7.130 hingga 7.170. Upaya IHSG untuk melewati level psikologis 7.200 akan terbatas. Pada perdagangan pagi ini sejumlah indeks bursa di Asia terpantau mengalami pelemahan. IHSG diperkirakan akan bergerak seirama dengan kemungkinan melemah di kisaran 7.100 hingga 7.150,” ungkapnya.
IHSG pada sesi pembukaan perdagangan pagi ini ditransaksikan melemah di level 7.174. Sementara itu, kinerja mata uang rupiah terpantau mengalami penguatan pada sesi perdagangan pagi ini. Rupiah ditransaksikan di level 15.525 per Dolar AS. Dilihat dari performanya, mata uang rupiah tidak mendapatkan tekanan dari imbal hasil US Treasury.
“Rilis data pertumbuhan ekonomi AS bersama dengan sejumlah data penting lainnya pekan ini, diperkirakan tidak akan begitu besar membebani kinerja mata uang rupiah, meskipun data ekonomi dari AS nantinya akan lebih banyak memberikan tekanan pada pasar keuangan global. Sementara itu, harga emas dunia kembali mengalami pelemahan di kisaran $2.020 per ons troy menjelang rilis data penting ekonomi AS,” tambahnya. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung