Kritik Terhadap Pertemuan Antara Gibran dan Cak Imin di Debat Cawapres Mendapat Respon Negatif di Media Sosial

by -129 Views
Kritik Terhadap Pertemuan Antara Gibran dan Cak Imin di Debat Cawapres Mendapat Respon Negatif di Media Sosial

JAKARTA, Waspada.co.id – Media sosial masih dipenuhi dengan kehebohan setelah debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang diadakan Jumat malam. Beberapa topik yang masih menjadi pembicaraan para netizen, terutama di platform X, hingga pagi hari Minggu ini adalah tentang pertanyaan yang diajukan oleh Gibran Rakabuming, Cawapres dari Koalisi Indonesia Maju, kepada Cawapres Koalisi Perubahan Muhaimin Iskandar mengenai SGIE.

Pertanyaan tentang SGIE, yang merupakan singkatan dari State of the Global Islamic Economy, mendapat reaksi negatif dari warganet di media sosial. Menurut analisis dari Drone Emprit, lembaga analisis media sosial, tindakan Gibran menanyakan tentang SGIE kepada Muhaimin menimbulkan sentimen negatif bagi Gibran sendiri.

Dalam cuitannya di X, Pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi, memaparkan hasil analisis data terkait percakapan warganet di platform X, sejak tanggal 22-23 Desember. “Total percakapan tentang SGIE yang ditangkap oleh Drone Emprit cukup tinggi dalam kurun waktu kurang dari 24 jam, yaitu lebih dari 35.500 mention,” ujar Ismail Fahmi seperti dikutip dari akun X @ismailfahmi, pada hari Minggu (24/12).

Namun, sentimen percakapan yang berkaitan dengan SGIE sebanyak 71% adalah negatif, sementara yang bernada positif 21% dan 5% netral. Sementara itu, total akun X yang ikut terlibat dalam percakapan ini minimal 18.200 akun. “Dari analisis ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan istilah SGIE tanpa penjelasan, memberikan sentimen yang sangat negatif pada Gibran,” kata Ismail.

Sentimen negatif dari warganet disebabkan oleh pemakaian trik debat yang dianggap tidak etis oleh Gibran, dengan mengejek lawan menggunakan istilah yang kurang umum seperti SGIE. Namun, ada juga netizen yang mengapresiasi kerendahan hati Muhaimin yang mengakui ketidaktahuannya tentang SGIE.

SGIE menjadi trending topic sejak Jumat malam hingga pagi ini setelah dalam debat Cawapres, Gibran melempar pertanyaan kepada Muhaimin, “Gus Muhaimin merupakan Ketua Umum PKB, tentunya mengetahui bagaimana cara menaikkan peringkat Indonesia di SGIE,” kata Gibran.

Muhaimin merespon, “Mohon maaf apa itu SGIE?,” kata Muhaimin.

State of the Global Islamic Economy atau SGIE adalah negara dengan kekuatan ekonomi syariah di dunia dimana Indonesia menempati urutan ke-4 di bawah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA) berdasarkan laporan tahun 2022.

SGIE merupakan standarisasi yang diluncurkan DinarStandard yang setiap periodenya merilis The Global Islamic Economy Indicator. Keadaan ekonomi Islam yang dipotret dalam SGIE mewakili produk minuman dan makanan, kosmetik, farmasi, fesyen, media dan rekreasi, hingga keuangan. Seluruhnya berbasis syariah.

Terdapat 81 negara yang masuk dalam parameter Global Islamic Economy Indicator. Laporan dari DinarStandard juga didukung oleh Departemen Ekonomi dan Pariwisata (DET) di Dubai.

Usai debat cawapres di Senayan Jakarta, capres nomor urut 1 Anies Baswedan merespon bahwa Gibran masih berdiskusi dalam tataran teknis, sedangkan pada level kontestasi level nasional idealnya membahas segala hal substantif. Perihal SGIE bisa dicari melalui mesin pencari Google, kata Anies. Namun sebagai sebuah pertanyaan, SGIE adalah sah.

“Publik nanti akan menilai apakah memang ini format cerdas cermat untuk hafalan atau ini format tentang ideologi, gagasan, nilai yg kemudian diwujudkan dalam kebijakan,” komentar Anies. (wol/bloomberg/pel/d2)