Presiden Kuba mengatakan Israel sebagai negara teroris dengan tegas

by -113 Views
Presiden Kuba mengatakan Israel sebagai negara teroris dengan tegas

Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel pada Selasa, (26/12/2023) menyebut Israel sebagai negara teroris yang melakukan genosida di Gaza. Komentar itu disampaikan Diaz-Canel terhadap operasi militer yang sedang berlangsung yang dilancarkan zionis sebagai pembalasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober.

Kuba, yang tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Israel, sangat kritis terhadap perang Tel Aviv terhadap Hamas, yang secara de facto mempertahankan kekuasaan atas Gaza. Selama operasi militer, sebagian besar wilayah kantong tersebut telah hancur dan lebih dari 20.400 warga Palestina telah terbunuh, menurut pejabat setempat.

Dalam sebuah postingan di X (sebelumnya Twitter) Diaz-Canel menyebut tindakan Israel sebagai “penghinaan bagi seluruh umat manusia” dan menyesalkan bahwa negara tersebut lolos begitu saja.

“Kuba, yang tidak akan pernah bersikap acuh tak acuh, berulang kali menyuarakan suaranya untuk Palestina,” tambahnya sebagaimana dilansir RT.

Pekan lalu, parlemen Kuba mengeluarkan deklarasi yang menyatakan dukungan terhadap rakyat Palestina dan aspirasi mereka untuk menjadi negara. Dokumen tersebut mencap tindakan Israel sebagai “genosida,” dan mengutuk “tindakan biadab” yang menyoroti kegagalan diplomasi internasional.

“Kami mengecam dengan tegas tanggung jawab dan keterlibatan pemerintah Amerika Serikat dalam genosida ini,” kata deklarasi tersebut, merujuk pada penggunaan hak veto Washington di Dewan Keamanan PBB atas nama Israel.

“Impunitas yang Israel lakukan secara historis hanya dapat dijelaskan oleh keyakinan mereka bahwa tidak akan ada konsekuensi karena dukungan pemerintah Amerika Serikat (AS),” kata anggota parlemen tersebut.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah menyatakan ketidakpuasannya atas tingginya jumlah korban sipil di Gaza dan mengklaim bahwa secara tertutup pihaknya menekan Israel untuk memperbaiki pendekatannya.

Pejabat senior Israel berulang kali membantah berada di bawah tekanan AS. Tal Heinrich, juru bicara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengatakan kepada MSNBC Jumat, (23/12/2023) lalu bahwa kedua negara “selaras.”

Israel mengklaim bahwa mereka melakukan segala kemungkinan untuk meminimalkan risiko bagi warga sipil dan berpendapat bahwa Hamas pada akhirnya bertanggung jawab atas setiap kematian tersebut.

Sebuah laporan yang diterbitkan oleh Majalah +972 yang berbasis di Tel Aviv pada akhir November mengklaim bahwa militer Israel dengan sengaja membom “target kekuatan” di Gaza, seperti gedung-gedung publik dan blok-blok bertingkat tinggi, untuk “menciptakan kejutan” populasi umum di Gaza. Alasannya adalah hal ini akan membuat warga Palestina menentang Hamas.