Banjir Mendorong Harga Cabai Rawit Meningkat Tajam

by -124 Views
Banjir Mendorong Harga Cabai Rawit Meningkat Tajam

MEDAN, Waspada.co.id – Harga sejumlah kebutuhan pangan terpantau stabil selama Natal berlangsung beberapa waktu lalu. Namun untuk cabai rawit, pada Selasa atau sehari setelah Natal sempat meroket hingga menyentuh Rp68.000 per Kg.

Ketua Tim Pemantauan Harga Pangan Sumut, Gunawan Benjamin, menuturkan pantauan di lapangan harga cabai rawit ditransaksikan mahal dikisaran level Rp50.000 per Kg nya.

“Perayaan Natal di Sumatera Utara yang dibarengi dengan hujan seharian, termasuk juga di wilayah lainnya seperti Aceh telah memicu kenaikan harga cabai rawit,” tuturnya, Jumat (29/12).

Lalu banjir di Aceh sempat memutus jalur distribusi cabai dari wilayah Takengon yang kerap masuk ke pasar pasar tradisional di Kota Medan. Harga cabai rawit yang di akhir pekan sebelumnya sempat stabil dikisaran Rp45.000 per Kg, melonjak naik hingga mencapai 51% pada hari Selasa kemarin namun saat ini harganya sudah berangsur turun.

“Takengon dalam suatu periode tertentu memang kerap mengirimkan cabai rawit dalam jumlah besar yang terkadang membuat Sumut sangat bergantung pada cabai dari Aceh. Dan kali ini konsumen tentunya terbebani dengan kenaikan harga cabai rawit setelah terjadi bencana banjir di sejumlah wilayah,” ungkapnya.

Selain komoditas cabai rawit, ayam juga mengalami kenaikan. Harga ayam naik justru setelah Natal dan diproyeksikan pada Desember ini ayam berpotensi untuk naik dikisaran Rp33.000 hingga Rp35.000 per Kg nya.

“Masalah utamanya terletak pada stok ayam yang memang menurun setelah peternak tidak mendapatkan keuntungan saat harga ayam sempat dibawah Rp28.000 per Kg,” terangnya.

Naik dikisaran Rp31.000 hingga Rp32.000 per Kg dan masih sesuai dengan harga keekonomiannya. Selebihnya, sejumlah komoditas pangan di pasar sejauh ini masih bergerak stabil jelang tahun baru nanti.

“Saya belum melihat adanya potensi kenaikan yang cukup besar untuk komoditas pangan selain hortikultura. Selain itu ada sayur-sayuran dari dataran rendah yang juga mengalami kenaikan sekitar 20% sejak Natal kemarin,” tandas Gunawan. (wol/eko/d1)

Editor: Ari Tanjung