Harapan Peningkatan Kinerja Ekspor Karet di Sumut

by -121 Views
Harapan Peningkatan Kinerja Ekspor Karet di Sumut

MEDAN, Waspada.co.id – Data Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatera Utara mencatat kinerja ekspor untuk pengapalan November secara Month to Month (MoM) bila dibandingkan Oktober memang terjadi peningkatan yang signifikan sebesar 14,35% menjadi 25.886 ton.

Namun, volume ini masih di bawah rata-rata bulanan dari Januari-November yaitu 26.339 ton. Bila dibandingkan tahun 2022 kinerja ekspor tahun 2023 lebih rendah, di mana rata-rata volume ekspor bulanan tahun 2022 sebesar 29.179 ton. Bila dibandingkan dengan kondisi 7 tahun terakhir, rata-rata volume ekspor bulanan pada 7 tahun terakhir sebesar 42.727 ton pada tahun 2017.

Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut, Edy Irwansyah, menuturkan diharapkan untuk pengapalan semakin membaik di mana pabrik-pabrik ban akan menambah stok sampai akhir tahun.

“Persentase peningkatan permintaan berdasarkan volume dari masing-masing negara dari bulan lalu utamanya dari USA (21,2%), China (18,1%), dan Jepang (6,9%),” tuturnya, Rabu (3/1).

Untuk pengapalan November kondisi permintaan karet China membaik yang ditunjjukan dari perubahan dari rangking 5 menjadi rangking 4 sebagai negara tujuan ekspor. Sebagaimana diketahui, China merupakan konsumen nomor satu dunia yang mengkonsumsi lebih 40% dari 15,12 juta ton dari total konsumsi karet alam dunia pada 2022.

“Ada sebanyak 31 negara tujuan ekspor November 2023, adapun 5 negara tujuan utama adalah: Jepang 34,44%, USA 18,59%, Canada 6,53%, China 5,76% dan Turki 5,32%,” jelas Edy.

Tentu diharapkan kinerja ekspor pada Desember di Sumut lebih baik walaupun masih sulit bangkit. Sulitnya bangkit masih dengan isu utamanya yakni kelangkaan bahan baku akibat semakin berkurangnya kebun karet baik dari Sumut maupun provinsi sentra produksi karet lainnya akibat konversi ke tanaman lain.

“Sebagaimana diketahui bahwa sumber bahan baku sebagian besar dari luar provinsi, diantaranya Riau (20,32%), Lampung (17,43%), Aceh (8,21%), Jambi (5,21%), Kepulauan Riau (3,39%), Bengkulu (2,81%), Sumatera Barat (2,02%),” tambahnya.

“Produksi dari perkebunan karet di Sumut pada Desember 2023 menurun akibat gangguan curah hujan,” ucapnya.

“Harga rata-rata SICOM TSR-20 November 2023 sebesar 146,53 sen AS atau naik 2,44 sen dibandingkan bulan sebelumnya. Sampai tanggal 28 Desember harga rata-rata 144,72 sen atau menurun 1.82 sen dbandingkan dengan November,” tandasnya. (wol/eko/d2)

Editor: Ari Tanjung