Sudah Lama Sultan Ternate Mengidolakan Anies Sejak Menjabat Sebagai Rektor

by -89 Views

JAKARTA, Waspada.co.id – Calon presiden nomor satu Anies Baswedan hari ini bersilaturahmi ke Kedaton Kesultanan Ternate di Maluku Utara dalam rangkaian kampanye Pilpres 2024. Anies juga menyambangi keluarga besar kesultanan dan Sultan Ternate ke-49, Hidayatullah Sjah. Kunjungan itu disambut dengan adat Joko Kaha.

“Kami bersyukur sekali bisa bersilaturahmi dengan Sultan Ternate ke-49. Ini adalah sebuah kehormatan karena kami datang ke sebuah Kesultanan yang menjadi legenda di Nusantara,” kata Anies, dalam keterangan tertulis, Jumat, 26 Januari 2024.

Sultan Ternate ke-49, Hidayatullah Sjah, mengatakan mengidolakan sosok Anies, calon presiden nomor urut 1. “Dari dulu saya sudah mengidolakan Pak Anies saat masih menjadi Rektor Universitas Paramadina. Saya sudah ikuti rekam jejak dan sepak terjangnya,” kata Hidayatullah.

Sultan Hidayatullah berharap kehadiran Anies di Maluku Utara makin memperkuat pesan perubahan bagi Indonesia lebih adil dan makmur untuk semua. “Semoga hadirnya Pak Anies ini membawa berkah, pencerahan untuk masyarakat Maluku Utara dan memberi keadilan bagi rakyat Maluku Utara saat ini,” ujar dia.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengunjungi Kedaton Kesultanan Ternate bersama istri dan putrinya. Dia disambut dengan prosesi adat Joko Kaha, sebuah ungkapan selamat datang dengan membilas kaki dengan air sentosa, dan membersihkan dengan rumput fartagu.

Anies mengatakan, mengapresiasi peran dan kontribusi Kesultanan Ternate yang kini berusia lebih dari 800 tahun. Menurut dia, Kesultanan Ternate telah menjadi bagian yang mempersatukan republik dan juga memberikan sumbangsih besar pada kebudayaan.

“Kesultanan ini memiliki adat, tradisi yang mengakar kuat. Jadi kami datang ke sini untuk memberikan rasa hormat, menyampaikan penghormatan dan kami berharap agar Kesultanan Ternate terus menjadi pilar penopang bagi kekuatan kebudayaan Indonesia, kekuatan persatuan Indonesia,” ujar Anies.

Anies menyebutkan perjalanannya menemui sultan dan keluarganya sebagai perjalanan kultural sekaligus pesan bahwa di tanah ini sudah ada kemakmuran, kesejahteraan, sudah ada jangkauan dunia yang amat panjang.

“Mudah-mudahan dengan perubahan yang akan kita laksanakan dapat mengembalikan tempat ini menjadi tempat yang memberikan kemajuan,” tutur mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut.

Tradisi Joko Kaha atau injak tanah merupakan tanda penghormatan bagi pejabat atau tamu penting yang baru pertama kali menginjakkan kakinya di Bumi Moloku Kieraha, sebutan untuk tanah Maluku Utara. (wol/d1)