Kekhawatiran Di Kampus Dapat Memengaruhi Kepercayaan Masyarakat terhadap Jokowi – Waspada Online

by -124 Views
Kekhawatiran Di Kampus Dapat Memengaruhi Kepercayaan Masyarakat terhadap Jokowi – Waspada Online

Direktur Eksekutif Indonesian Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia, meyakini bahwa kritik dan keresahan beberapa perguruan tinggi negeri maupun swasta dapat mengikis tingkat kepercayaan publik terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pernyataan Dedi merujuk pada munculnya pernyataan sikap beberapa perguruan tinggi negeri maupun swasta. Protes dimulai oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 31 Januari lalu. UGM melalui sivitas akademika yang terdiri dari guru besar, dosen, dan mahasiswa, menyampaikan petisi Bulaksumur yang menyayangkan penyimpangan demokrasi yang dilakukan presiden.

Protes juga datang dari Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) yang berisi para rektor dari beberapa kampus. Mereka membuat pernyataan sikap yang menyatakan prihatin karena munculnya sikap tidak demokratis dan penyalahgunaan kekuasaan di pemerintahan saat ini.

Menurut Dedi, suara akademisi, terutama dari perguruan tinggi negeri, memiliki imbas terhadap kepercayaan publik. Ia mengatakan bahwa Jokowi bisa kehilangan kepercayaan publik jika gerakan deklarasi perguruan tinggi ini terus bergulir, dan tidak menutup kemungkinan akan lahir gerakan mahasiswa.

Gelombang protes diyakini Dedi muncul karena pernyataan Jokowi beberapa waktu lalu bahwa kepala negara atau penjabat negara boleh memihak di Pemilu 2024 asal mengambil cuti dan tidak menggunakan fasilitas negara. Namun kenyataannya terdapat pembantu presiden tanpa cuti secara terang-terangan memihak salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden di masa kampanye ini.

Dedi menekankan perlunya Jokowi untuk mengevaluasi dan melarang secara tegas anggota kabinet untuk turun berkampanye, termasuk dirinya sendiri. Menurutnya, Jokowi seharusnya mundur dari jabatan Presiden jika ingin mendukung Gibran.

Dedi juga menyebut bahwa gelombang kritik dari berbagai perguruan tinggi ini juga dapat mempengaruhi elektabilitas pasangan nomor 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, yang merupakan bagian dari pemerintahan Jokowi.

Dengan demikian, secara tidak langsung gelombang kritik ini dapat mempengaruhi kekuatan Prabowo secara politis.