Waspada Online: Perubahan Hidup dari Kampus ke Gunung

by -147 Views

JAKARTA, Waspada.co.id – Kantor Staf Presiden (KSP) menyatakan bahwa Istana serius mempertimbangkan reaksi kekhawatiran sejumlah guru besar dari berbagai universitas terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal ini diungkapkan oleh Pelaksana Tugas Deputi V Kantor Staf Presiden, Rumadi Ahmad, dalam Dialog Satu Meja the Forum pada Rabu (7/2) malam.

“Kami di Kantor Staf Presiden memberikan perhatian serius, gejolak apa yang terjadi dengan para guru besar yang biasanya berada di kampus, mengajar, tiba-tiba turun gunung menyatakan pendapat, ini pasti ada sesuatu yang harus kita lihat,” kata Rumadi Ahmad.

“Kami mendiskusikan ini dengan sangat serius dan kami mendapatkan arahan dari kepala staf untuk mengikuti proses ini meskipun pada akhirnya akan menjadi keputusan presiden,” tambahnya.

Rumadi juga menyampaikan bahwa Kantor Staf Presiden mengapresiasi dan berterima kasih kepada para guru besar dari berbagai kampus yang menyuarakan kekhawatiran mereka.

Menurut Rumadi, bagi Istana, apa yang disampaikan oleh para guru besar adalah bagian yang sehat dalam berdemokrasi.

“Saya pikir ini adalah hal yang sehat dalam demokrasi, jika kita menyatakan keprihatinan terhadap demokrasi, ruang yang diberikan oleh negara ini kepada para guru besar untuk menyatakan kekhawatiran mereka justru menunjukkan bahwa demokrasi kita hidup,” ujar Rumadi.

“Tidak ada pembungkaman terhadap suara para guru besar. Jadi kami ingin memastikan bahwa proses yang terjadi sekarang ini adalah bagian dari demokrasi yang harus kita hargai. Kami berterima kasih karena suara moral dan kontrol publik merupakan hal yang harus ada dalam negara demokrasi,” tambahnya.

Meskipun demikian, Rumadi mengklaim bahwa Presiden Jokowi sebenarnya mendengar reaksi kekhawatiran sejumlah guru besar dari berbagai universitas.

Presiden Jokowi telah menegaskan bahwa meskipun Undang-undang memperbolehkan kampanye, dirinya tidak akan memanfaatkan kesempatan tersebut.

“Presiden juga sudah menyatakan bahwa kami tidak akan kampanye, saya tidak akan kampanye, kata presiden, itu artinya bahwa Presiden mendengar kekhawatiran, sehingga kecurigaan bahwa menggunakan jabatan untuk melakukan kampanye hari ini presiden menyatakan bahwa saya tidak akan kampanye meskipun undang-undang memperbolehkan kampanye,” tegasnya.

“Itu berarti bahwa apa yang dirasakan oleh para guru besar telah didengar dan direspons, meskipun tidak secara langsung, tapi apa yang disampaikan oleh presiden adalah bentuk perhatian presiden terhadap pemikiran dan kekhawatiran para guru besar dari berbagai kampus,” pungkasnya. (wol/kompastv/ryan/d2)