Jakarta, Waspada.co.id – PT Gagas Energi Indonesia (“Gagas”), sebagai bagian dari Subholding Gas Pertamina terus menyediakan layanan GasKu sebagai bahan bakar gas dengan kinerja ramah lingkungan.
Memperhatikan bahwa BBG memiliki emisi yang lebih rendah daripada bahan bakar fosil lainnya, sehingga dapat menjadi alternatif energi ramah lingkungan untuk kendaraan.
Direktur Utama Gagas, Muhammad Hardiansyah, menyatakan bahwa kendaraan yang paling banyak menggunakan BBG saat ini adalah kendaraan umum sekitar 90 persen, seperti taksi, bajaj, angkot, dan Trans Jakarta.
“Saat ini dan ke depan, Gagas terus mengembangkan infrastruktur bahan bakar gas untuk mendukung pemenuhan energi yang ramah lingkungan untuk mencapai NZE tahun 2060. Salah satunya adalah pengurangan emisi dari kendaraan bermotor, di mana emisinya sekitar 25-35% lebih rendah.”
“Komitmen Gagas dalam menyediakan alternatif energi rendah sejalan dengan komitmen Blue Bird selaku perusahaan taksi yang telah memakai BBG. Blue Bird memiliki komitmen berkelanjutan ‘Blue bird 5030’ yaitu mengurangi 50 persen emisi sampai tahun 2030.”
VP Teknik Blue Bird Group, Astu Rahindo menyatakan fokus saat ini adalah perbaikan lingkungan, karena dampak terhadap lingkungan cukup besar.
“Saat ini sudah terpasang 3.200 armada Blue Bird yang memakai BBG atau sekitar 25% dari total armada yang dimiliki oleh Blue Bird. Mereka juga menggunakan teknologi paling baik untuk dual fuel atau switch dari BBM ke gas, sehingga lebih fleksibel.”
“Kami tahun ini merencanakan penambahan 500 armada, step by step, karena akan mengikuti perkembangan GasKu dan simultan dengan program-program pemerintah,” ujar Astu.
Hardiansyah menambahkan bahwa pihaknya akan terus mengoptimalkan pemanfaatan BBG di masa transisi menuju New Renewable Energy. Gagas juga mendukung dengan program Holding Migas Pertamina dalam menyediakan semua energi mulai dari fosil fuel hingga bahan bakar gas yang efisien serta rendah emisi.
“Pemanfaatan BBG tidak berkompetisi, namun berjalan bersisian dengan bahan bakar lainnya. Benefit lain menggunakan gas adalah menyediakan alternatif energi tanpa menambah kuantitas kendaraan, karena hanya perlu dipasang konverter yang sudah ada,” tutup Hardiansyah. (wol/eko/d2) Editor: Ari Tanjung