MEDAN, Waspada.co.id – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumatera Utara (Sumut) terus didorong untuk menjaga ketersediaan pangan sebagai upaya memenuhi permintaan masyarakat. Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Sumut, IGP Wira Kusuma, menyatakan perlunya langkah-langkah tersebut dalam mengendalikan inflasi agar tetap berada dalam target yang ditetapkan.
“Iya kan kita tidak bisa membatasi permintaan konsumen, maka yang perlu dijaga adalah ketersediaan stok agar tetap dapat memenuhi kebutuhan konsumen,” ujarnya, Kamis (2/5).
Selain menjaga ketersediaan stok, langkah Pemerintah Provinsi Sumut bersama TPID dalam menjaga inflasi adalah dengan selalu ada ketika harga mulai naik.
“Misalnya melalui operasi pasar yang dilakukan secara rutin,” katanya.
Dengan kondisi inflasi yang cukup tinggi meskipun masih dalam target yang ditetapkan, hal yang perlu diperhatikan saat ini menurut Wira adalah inflasi harga impor atau imported inflation.
“Depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS diyakini akan berdampak pada harga barang konsumsi. Ini terkait dengan inflasi inti (core inflation) yang perlu diawasi,” ungkapnya.
“Dan BI sendiri terus memantau pasar untuk mengamati hal ini, dan kemudian menentukan intervensi yang diperlukan. Semoga gejolak global ini tidak berlangsung lama agar situasi di Indonesia tetap kondusif,” tambahnya.
“Sampai Maret 2024, inflasi tahun berjalan (ytd) di Sumut telah mencapai 1,53%, sementara inflasi tahunan (yoy) sudah mencapai 3,67%. Sementara untuk tahun 2024, inflasi Sumut ditargetkan sebesar 2,5±1%, dengan rentang tertinggi 3,5% dan terendah 1,5%,” tegasnya. (wol/eko/d2)
Editor: Ari Tanjung
