Sebagian besar atlet mengalami kesulitan dalam hidup di usia tua
JAKARTA- Pemerintah sedang menyusun Peraturan Pemerintah (PP) tentang Penghargaan Untuk Insan Olahraga untuk meningkatkan kesejahteraan para atlet. Isi dari PP tersebut antara lain meliputi dana pensiun bagi atlet berprestasi yang berpartisipasi dalam Olimpiade.
“Terutama untuk para atlet Olimpiade, ada kemungkinan akan diberikan dana pensiun namun besaran dari dana tersebut masih menjadi perdebatan dan belum dapat ditentukan dengan pasti,” kata Asisten Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenko PMK Budi Prasetyo di Jakarta, Senin (6/5).
Budi menjelaskan bahwa setelah masa kejayaannya berakhir, banyak atlet dianggap memiliki kehidupan yang sulit. Namun menurutnya, hal itu tidak selalu benar. Ada beberapa hal yang menjadi perhatiannya terkait pandangan tersebut.
Budi juga menjelaskan bahwa bonus yang diterima atlet Indonesia atas prestasinya di Olimpiade merupakan yang terbesar jika dibandingkan dengan Jepang dan Korea. Namun, bonus tersebut diberikan secara langsung.
“Sehingga bagi orang yang tidak bisa mengelola uang dengan baik, meskipun mendapat uang sebesar Rp3,5 miliar, uang tersebut cepat habis. Ketika uangnya habis dan tidak bekerja lagi di masa tua, mereka akan kesulitan dalam hidup,” jelasnya.
Oleh karena itu, pemerintah telah menyiapkan solusi terhadap hal tersebut melalui PP tentang Penghargaan Untuk Insan Olahraga. Saat ini, proses tersebut telah berada di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) dan segera akan diundangkan.
“Salah satu solusinya adalah sebelum diberikan bonus, mereka akan diberikan pelatihan dalam pengelolaan keuangan. Ada juga usulan untuk tidak memberikan bonus sekaligus, namun diberikan secara bertahap selama satu tahun, beberapa tahun ke depan diberi bonus tambahan, namun saat ini masih dalam perhitungan untung rugi,” kata Budi.
