Harga Gabah Tinggi Namun Beras Sulit Naik – Waspada Online

by -232 Views
Harga Gabah Tinggi Namun Beras Sulit Naik – Waspada Online

MEDAN, Waspada.co.id – Harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani berada dalam kisaran Rp6.800 hingga Rp7.300 per Kg di wilayah Sumut.

Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, mengatakan bahwa kebutuhan gabah di Sumut bahkan harus dipenuhi dari daerah lain seperti Aceh.

“Ini menyebabkan harga GKP di atas Rp7.000 per Kg. Dengan harga GKP di level ini, harga gabah kering giling (GKG) bisa mencapai Rp7.500 hingga Rp8.000 per Kg,” ujarnya, Kamis (18/7).

Dengan harga GKP tersebut, harga beras di pabrik berada di kisaran Rp13.749 ke atas. Atau bisa mencapai Rp14.549 per Kg di level konsumen. Namun, faktanya harga beras di level konsumen di Medan atau Sumut secara umum berada di kisaran Rp14.000 hingga Rp15.000 per Kg mengacu pada PIHPS.

“Harga itu berlaku untuk beras kualitas medium hingga premium (super). Mengapa bisa seperti itu? Hal ini karena ada stok beras Bulog yang meskipun Harga Eceran Tertinggi (HET) baru-baru ini dinaikkan menjadi Rp13.100 per Kg, namun tidak membuat beras Bulog tidak diminati. Saya menduga bahwa distribusi beras Bulog masih berlanjut ke masyarakat menekan permintaan beras di pasar,” ungkapnya.

Selain itu, distribusi beras Bulog untuk pasar juga masih berlanjut, sehingga masyarakat memiliki pilihan untuk membeli beras Bulog dengan harga lebih terjangkau.

“Sehingga saat harga beras lokal naik, permintaan untuk beras Bulog meningkat. Jadi saya berkesimpulan bahwa beras Bulog menahan kenaikan harga beras saat ini,” katanya.

Siapa yang dirugikan dengan harga beras tersebut? Karena pabrik padi sulit menaikkan harga saat ini. Di satu sisi, permintaan akan beras masyarakat bisa diimbangi dengan pasokan beras Bulog.

“Di sisi lain, pabrik padi bisa merugi jika menahan stok beras terlalu lama menjelang panen padi bulan depan,” tambahnya.

“Jadi saat ini, kita berharap setidaknya pabrik tidak merugi. Karena pabrik sangat berpotensi dirugikan dengan harga gabah dan beras saat ini,” tegasnya. (wol/eko/d2)

Editor: Ari Tanjung