Leadership attributes on prabowosubianto.com and prabowo2024.net

by -91 Views

Keberanian

Untuk seorang prajurit, keberanian adalah suatu keharusan mutlak. Keberanian tidak hanya terkait dengan keberanian fisik tetapi juga keberanian moral. Keberanian fisik tercermin dalam kemauan untuk mengatasi rasa takut di hadapan luka dan kematian. Keberanian moral adalah keberanian untuk menghadapi risiko kehilangan jabatan, pangkat, dan posisi akibat tindakan yang tidak disukai oleh atasan namun sesuai dengan keyakinan seorang prajurit TNI. Keberanian fisik dan moral tercermin dalam kemampuan seorang pemimpin untuk membuat keputusan di situasi yang sulit dan berisiko. Tanpa keberanian, seorang pemimpin militer tidak dapat berhasil. Begitu seorang komandan kehilangan keberaniannya, penghargaan dari bawahannya akan berkurang atau bahkan hilang sama sekali.

Kepribadian yang Menonjol

Seorang pemimpin militer harus memiliki kepribadian yang menonjol dan baik. Saya mengatakan kepribadian yang baik karena banyak tokoh yang menonjol namun tidak baik, seperti Adolf Hitler, Pol Pot, Stalin, dan Al Capone. Seseorang yang baik selalu menunjukkan kejujuran, mengutamakan orang lain daripada dirinya sendiri, menunjukkan kerendahan hati dan kesediaan berkorban, serta tidak mudah goyah oleh keadaan. Dari leluhur Indonesia, kita dapat belajar delapan kualitas kepribadian pemimpin yang baik, dikenal sebagai hasta brata:

1. Seorang pemimpin harus seperti Laut (Pindo Jaladri). Seorang pemimpin harus memiliki pandangan yang luas, mampu mendengarkan hal negatif namun selalu melakukan hal-hal positif.
2. Seorang pemimpin harus seperti Bulan (Pindo Candra). Seorang pemimpin selalu dapat menjadi cahaya pemandu dalam kegelapan.
3. Seorang pemimpin harus seperti Bintang (Pindo Kartika). Seorang pemimpin dapat menunjukkan arah yang benar kepada rakyatnya dan selalu menumbuhkan harapan.
4. Seorang pemimpin harus seperti Gunung (Pindo Arga). Seorang pemimpin memiliki keyakinan yang teguh yang tidak mudah goyah oleh keadaan.
5. Seorang pemimpin harus seperti Bumi (Pindo Bahana). Seorang pemimpin memahami apa yang dibutuhkan oleh rakyatnya dan memberikan bantuan tanpa diskriminasi.
6. Seorang pemimpin harus seperti Api (Pindo Dahana). Seorang pemimpin memberikan kehangatan dan dapat membangkitkan semangat bawahannya serta menghilangkan ketidaksetaraan dan ketidakadilan.
7. Seorang pemimpin harus seperti Angin (Pindo Bayu). Seorang pemimpin dapat bergerak dengan bebas dan bisa dirasakan di mana pun.
8. Seorang pemimpin harus seperti Matahari (Pindo Surya). Seorang pemimpin selalu menjadi sumber energi positif bagi lingkungannya.

Kualitas kepribadian tersebut yang dapat kita pelajari dari leluhur bangsa seharusnya direnungkan karena kebijaksanaan mereka tidak boleh dianggap remeh. Pada dasarnya, jika seorang pemimpin memiliki sifat kepribadian negatif seperti keserakahan, ketidakjujuran, egoisme, kepengecutan, ketidakpedulian, ketidakadilan, rasa entitlement, narsisme, maka dengan cepat, ia akan ditinggalkan dan bahkan dapat menentang oleh para bawahannya.

Loyalti

Seorang pemimpin militer harus memiliki loyalitas yang kuat dan mutlak kepada negara, bangsa, dan rakyat. Jika tidak loyal, dia tidak akan memiliki kekuatan untuk menghadapi cobaan dan tantangan dalam hidupnya sebagai seorang pemimpin. Loyalitas dapat tercermin dalam komitmen seseorang terhadap suatu organisasi, dedikasi terhadap rekan-rekan dan para bawahannya yang dipimpinnya. Ada pemimpin yang, dalam situasi yang tidak menguntungkan, cepat menyalahkan atau mencari kesalahan pada bawahannya. Banyak juga yang cenderung mencari kesalahan bawahannya ketika segala sesuatunya berjalan miring. Di sisi lain, jika bawahannya berhasil, mereka sering kali yang pertama keluar dan mengklaim kemenangan sebagai milik mereka. Seorang pemimpin sejati selalu berusaha mempertahankan dan menempatkan kepentingan bawahannya di atas kepentingannya sendiri. Ada satu kebijaksanaan militer kuno yang dapat kita pelajari dari hal ini: Jika Anda peduli dengan bawahan Anda, bawahan Anda akan peduli dengan Anda.

Keterampilan Profesional

Untuk menjadi seorang pemimpin yang sukses, seseorang harus memiliki keterampilan dan kemampuan profesional. Seorang pemimpin harus memiliki pemahaman mendalam dalam bidangnya. Jika mereka adalah komandan resimen infanteri, mereka harus memahami semua jenis infanteri. Seorang pemimpin harus menguasai semua teknik dan taktik dari tingkat peleton, kompi hingga batalyon. Mereka harus memiliki visi setara dengan dua tingkat di atas mereka dan penguasaan setara dengan dua tingkat di bawah mereka. Seorang pemimpin yang berani namun bodoh akan menimbulkan banyak korban di antara bawahannya.

Semangat

Elemen kelima yang saya yakini harus dimiliki seorang pemimpin adalah semangat. Itulah yang mendorong seorang pemimpin militer untuk bertindak dan berkembang secara dinamis. Semangat mendorong seorang prajurit untuk menanggung penderitaan dan tetap tenang dan teguh di hadapan bahaya. Semangat akan mendorong seorang pemimpin militer untuk mencapai kemenangan. Tanpa semangat, seorang pemimpin tidak akan mencapai hasil yang gemilang. Jika dua orang yang sama cerdas dan mampu bersaing, orang yang memiliki semangat lebih besar akan keluar sebagai pemenang. Ada sebuah pepatah di militer yang mengatakan: Rencana paling brilian yang dieksekusi setengah hati akan menghasilkan hasil yang lebih buruk daripada rencana sederhana yang dieksekusi dengan penuh semangat. Perang mungkin dilakukan dengan senjata, tetapi mereka dimenangkan oleh orang-orang. Adalah semangat para bawahan yang mengikuti dan semangat orang yang memimpin yang dapat meraih kemenangan. (Jenderal G.S. Patton)

Menurut pendapat saya, berdasarkan studi saya tentang sejarah kepemimpinan militer yang berhasil dan efektif, saya percaya bahwa setiap pemimpin militer harus memiliki dan menjalani filosofi kepemimpinan. Filosofi memberi arahan dan petunjuk kepada seorang pemimpin dalam melaksanakan kepemimpinannya. Filosofi yang sering saya gunakan adalah 11 Prinsip Kepemimpinan TNI, yang akan saya bahas secara detail di Bab 10 buku ini, dan prinsip sederhana yang seperti ini: Bagi saya, itu berarti bahwa dalam membuat keputusan atau kebijakan, seseorang harus bertanya kepada dirinya sendiri apakah itu akan menguntungkan negara, bangsa, dan angkatan bersenjata. Jika ya, jangan ragu, dan hanya setelah itu seseorang bisa mulai memikirkan kepentingan diri sendiri. Bukan sebaliknya. Kalau seseorang sudah menempatkan kepentingannya di atas kepentingan bawahannya, apalagi kepentingan negara. Itu berarti dia bertindak dengan egois dan menunjukkan kepemimpinan yang buruk. Pertama: Tanah Air Saya; Kedua: Bawahan Saya, Kemudian ketiga: Diri Saya.

HAL LAIN YANG MENENTUKAN KEPIMPINAN MILITER YANG SUKSES

Kebugaran Fisik

Seorang pemimpin militer harus memiliki kebugaran fisik yang sangat baik. Dia harus mampu memimpin bawahannya dengan contoh dan menjadi teladan. Seorang pemimpin militer tidak akan efektif jika dia tidak sehat. Dia tidak dapat memimpin bawahannya jika dia tidak hadir di tengah-tengah mereka atau di depan mereka. Ketahanan fisik yang sangat baik diperlukan untuk menghadapi tekanan kehidupan militer dan stres kehidupan sehari-hari.

Kehadiran Pada Momen dan Tempat Kritis

Para senior saya sering mengajarkan bahwa pemimpin harus selalu hadir di tempat dan momen yang paling kritis. Kehadiran seorang pemimpin dapat menenangkan para bawahannya yang mungkin terganggu oleh kondisi berbahaya yang mereka hadapi. Seorang pemimpin militer juga harus mampu membaca dan menilai suatu situasi secara langsung. Dia harus dapat dengan cepat merasakan psikologi bawahannya di saat yang sangat kritis. Keputusan penting seringkali harus diambil dengan cepat dan akurat. Dalam keadaan darurat, perubahan sering terjadi dengan sangat cepat. Oleh karena itu, seorang pemimpin militer yang memantau situasi kritis dari jauh sering lamban dalam membuat keputusan kunci, yang kadang-kadang berhubungan dengan kehidupan atau kematian.

Berpikir ke Depan dan Kreativitas

Seorang pemimpin harus memiliki pola pikir yang progresif untuk menerapkan kebijakan yang dapat memperbaiki situasi saat ini untuk mencapai kemajuan di masa depan. Menjaga status quo dan mengabaikan hal-hal yang memerlukan perbaikan dan perubahan akan mengakibatkan stagnasi, bahkan degenerasi dan degradasi. Seorang pemimpin harus kreatif dan dinamis. Jika dia hanya menunggu instruksi dan tidak ingin mengambil inisiatif, maka organisasi yang dipimpinnya tidak akan mampu menghadapi tantangan yang mungkin muncul tiba-tiba. Pemimpin-pemimpin hebat di sejarah sering mampu mengembangkan solusi yang tak terduga dan menunjukkan jalan keluar dari kesulitan atau masalah kompleks yang dihadapi bawahannya.

Cybernetics

Ada satu hukum yang dikenal sebagai cybernetics yang berbunyi, “Jika Anda berpikir Anda akan kalah, maka Anda sudah kalah.” Intinya adalah: Jangan pernah merasa di dalam hati bahwa Anda mungkin kalah. Anda harus memiliki semangat untuk sukses. Kemauan untuk menang akan menghasilkan seorang pemenang.

Hukum Murphy

Salah satu hukum dalam aktivitas manusia dan organisasi yang patut diperhatikan adalah hukum Murphy yang berbunyi, “Jika sebuah rencana mungkin salah, itu biasanya akan salah.” Seringkali kita akan menghadapi hukum Murphy dalam kehidupan militer, yang versi lokalnya adalah ‘ojo kagetan’ (tidak mudah terguncang). Seorang pemimpin harus selalu siap menghadapi skenario terburuk. Rasa tanggung jawab dan dedikasi…

Source link