JAKARTA, Waspada.co.id – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin angkat suara mengenai kontroversi pelepasan jilbab Petugas Pasukan Pengibaran Bendera Pusaka (Paskibraka) putri. Menurutnya, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Cak Imin mempertanyakan tindakan BPIP yang memaksa Paskibraka putri untuk melepas jilbab. Padahal, penggunaan jilbab adalah hak warga untuk berekspresi sesuai agama dan kepercayaannya.
“Mengapa ada larangan memakai jilbab di Paskibraka? Setelah disoroti oleh seluruh Indonesia, jawabannya adalah atas dasar sukarela,” ujarnya di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Kamis (15/8).
Beliau menegaskan bahwa sukarela tidak akan pernah terjadi dalam sebuah lembaga ketika ada atasan dan bawahan. Menurutnya, para Paskibraka putri yang melepas jilbab pasti karena tekanan dari BPIP.
“Anak-anak kita pasti sudah lama bercita-cita untuk menjadi paskibraka. Jadi bagi mereka, sukarela adalah sukarela yang terpaksa,” kata Cak Imin. Oleh karena itu, Cak Imin menuntut agar Kepala BPIP Yudian Wahyudi mengundurkan diri.
Menurutnya, aturan yang dibuat oleh Yudian tidak mencerminkan keberagaman yang ada di Indonesia. Selain itu, pemaksaan untuk melepas jilbab dianggap merusak rasa keadilan dan persatuan.
“Keadilan dan konstitusi harus diutamakan. Jika perlu, kader-kader PKB siap memimpin BPIP dengan baik. Jika perlu,” ujarnya.
Cak Imin menegaskan bahwa pihaknya tidak bermaksud mengambil alih BPIP. Lebih dari itu, pihaknya ingin semua pemimpin bangsa, terutama BPIP, tidak melakukan pemaksaan dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara. (wol/republika/mrz/d2)