Leadership of Raden Panji Muhammad Noer: Indonesian National Leaders

by -72 Views
Leadership of Raden Panji Muhammad Noer: Indonesian National Leaders

Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku: Catatan Kepemimpinan Militer Bab I]

Salah satu hal yang saya pelajari tentang kepemimpinan dari Cak Noer dapat dirumuskan dalam kalimat singkat yang dia sampaikan kepada saya sendiri: ‘Prabowo, tugas seorang pemimpin sangat sederhana. Seorang pemimpin harus bekerja agar orang miskin dan yang terpinggirkan bisa tertawa’.

Logikanya sederhana: jika orang miskin berada dalam keadaan kekurangan, tetapi mereka bisa tertawa, maka itu berarti bahwa mereka percaya ada harapan. Mereka berharap bahwa seorang pemimpin bisa mengatasi kesulitan. Itulah tugas seorang pemimpin, menurut Cak Noer. Saya anggap itu sebagai sesuatu yang bijaksana dan fundamental yang tidak akan pernah saya lupakan.

Tugas seorang pemimpin adalah bekerja agar orang miskin, yang terpinggirkan, dan yang lemah bisa bahagia. Ketika seseorang tertawa, itu berarti dia bahagia.

‘Seorang pemimpin harus bekerja agar orang miskin dan yang terpinggirkan bisa tertawa’. Hikmah Cak Noer sekarang menjadi filsafat kepemimpinan saya.

Pak Mohammad Noer lebih dikenal sebagai Cak Noer. Saya hanya mengenalnya setelah pensiun. Saya bertemu dengannya secara singkat ketika dia menjadi duta besar untuk Prancis. Kemudian saya memiliki kesempatan untuk berdiskusi lebih dalam dengannya setelah dia pensiun dan kembali ke Surabaya.

Sebagai Gubernur Jawa Timur, dia dikenal dekat dengan rakyatnya. Saya merasa perlu untuk berdiskusi dengannya ketika saya menjabat sebagai Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Mungkin dia tahu bahwa saya juga sangat peduli dengan kondisi pertanian dan nasib petani di Indonesia. Dia menerima tawaran saya untuk memberikan pengarahan dalam sebuah seminar yang diselenggarakan oleh HKTI di Surabaya. Kemudian, saya memiliki beberapa percakapan dengannya.

Banyak pandangan-pandangannya tentang pembangunan ekonomi pedesaan, serta tentang ekonomi rakyat, sejalan dengan pandangan saya. Kami percaya bahwa Indonesia bisa mandiri dan harus mandiri. Kami berdua ingin memberikan pendapatan yang lebih baik kepada petani, yang vital bagi kemanan pangan dan kemandirian bangsa.

Dari banyak kisahnya, ada beberapa poin menarik yang perlu dicatat. Pertama, dia mengatakan bahwa dia sering membawa semua staf utamanya untuk melakukan perjalanan dari desa ke desa. Dia mengatakan dia sering mengadakan pertemuan di balai desa, balai kecamatan, dan balai kabupaten. Sekali sebulan, dia akan bekerja di luar ibukota selama dua hingga tiga minggu dan bekerja di kantor desa dan kecamatan. Itulah cara dia bisa mengamati dan mendengarkan masalah yang dihadapi masyarakat.

Salah satu pelajaran kepemimpinan yang dia ajarkan kepada saya adalah kalimat sederhana. Dia berkata kepada saya: ‘Tugas seorang pemimpin yang baik sangat sederhana. Seorang pemimpin harus menciptakan kondisi agar rakyatnya bisa tersenyum.’ Jawa nya: yen wong cilik iso gemuyu. Seorang pemimpin harus bekerja agar orang kecil (orang miskin) bisa tersenyum.

Ini memiliki arti besar bagi saya. Jika orang miskin bisa tersenyum, mereka sedang dalam perjalanan untuk mengatasi kemiskinan mereka. Itu berarti mereka memiliki cukup makan, dan anak-anak mereka bisa sekolah dan mendapatkan layanan kesehatan secara gratis. Jadi meski kalimatnya singkat, maknanya memiliki dampak yang sangat besar dan dalam bagi saya. Itu adalah motto saya dalam semua kampanye politik saya. Saya akan bekerja agar rakyat Indonesia bisa tersenyum. Terutama orang miskin.

Source link