Harga Cabai Menurun Setelah PON, Petani Semakin Terpuruk – Berita Waspada Online

by -47 Views
Harga Cabai Menurun Setelah PON, Petani Semakin Terpuruk – Berita Waspada Online

MEDAN, Waspada.co.id – Harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat setelah PON mengalami penurunan.

Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, mengatakan bahwa harga cabai merah turun hingga mencapai Rp16.000 per Kg saat ini.

“Jauh di bawah harga keekonomian Rp27.000 hingga Rp33.000 per Kg,” ujarnya, Rabu (25/9).

Penurunan harga cabai di level tersebut terjadi di wilayah Deli Serdang, dan kemungkinan besar juga terjadi di wilayah lainnya. Berdasarkan pemantauan melalui PIHPS (Pusat Informasi Harga Pangan Strategis), harga cabai merah di Kota Medan turun menjadi Rp19.800 per Kg, dari posisi sebelumnya Rp23.800 per Kg.

“Hal yang sama juga terjadi pada harga cabai rawit. Berdasarkan PIHPS, harga cabai rawit di Kota Medan turun menjadi Rp39.600 per Kg, dari posisi sebelumnya Rp42.000 per Kg. Sementara di luar Kota Medan, harga cabai rawit berada dalam rentang Rp35.000 hingga Rp43.000 per Kg,” ungkapnya.

Tidak hanya harga cabai, harga daging ayam juga turun sekitar Rp1.000 hingga Rp2.000 per Kg. Di Kota Medan, harga daging ayam saat ini adalah Rp28.900 per Kg.

“Sama halnya dengan bawang merah yang juga mengalami penurunan tipis. Harga bawang merah saat ini berkisar antara Rp18.000 hingga Rp28.000 per Kg. Berdasarkan PIHPS, harga bawang merah di Kota Medan adalah Rp25.100 per Kg. Ada berbagai varian kualitas dan harga bawang merah di pasar, termasuk juga untuk komoditas lainnya. Di sisi lain, sejumlah komoditas pangan strategis lainnya bergerak relatif stabil,” katanya.

Apabila terjadi gejolak, gejolak tersebut masih dalam rentang yang terbatas. Penurunan harga komoditas strategis di Sumut belakangan ini kemungkinan disebabkan oleh menurunnya permintaan setelah PON XXI berakhir.

“Biasanya, terjadi lonjakan harga cabai di awal pekan. Namun, penurunan pada awal pekan ini diharapkan bukan indikasi bahwa harga cabai akan turun lagi di pekan ini,” tandasnya. (wol/eko/d1)

Editor: Ari Tanjung