Naiknya Harga Beras Saat Gabah Mengalami Penurunan – Waspada Online

by -40 Views
Naiknya Harga Beras Saat Gabah Mengalami Penurunan – Waspada Online

MEDAN, Waspada.co.id – Harga gabah kering panen (GKP) di Deliserdang pekan ini terpantau berada di kisaran Rp5.500 per Kg.

Harga tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan Agustus yang sempat berada di Rp6.300 per Kg, namun harga beras di Medan berdasarkan pemantauan PIHPS ada yang mengalami kenaikan Rp50.000 per Kg.

Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, menuturkan seperti harga beras kualitas medium ada yang dijual Rp14.100 per Kg, harga tersebut naik dari sebelumnya sebesar Rp14.050 per Kg di pekan ini.

“Padahal saya menghitung, penurunan harga gabah dari Rp6.300 ke Rp5.500 per Kg, berpotensi menekan harga beras sebesar Rp1.498 per Kg nya. Artinya kalau harga beras Rp14.000 per Kg, maka harga bisa turun hingga mencapai Rp12.500 per Kg,” tuturnya, Jumat (27/9).

Diprediksi harga beras yang sulit turun ini dikarenakan oleh buruknya cuaca di wilayah produsen padi khususnya pulau Jawa. Musim kering membuat tanaman akan mengalami penurunan produksi atau bahkan berpeluang memicu terjadinya gagal panen.

“Namun yang perlu diwaspadai adalah dampak buruk seperti gangguan distribusi serta spekulasi yang ditimbulkan dari buruknya cuaca tersebut,” ungkapnya.

Untuk masalah distribusi, sambungnya, ada potensi permintaan gabah maupun beras dari sejumlah wilayah produsen seperti Aceh maupun Sumut yang mengalir ke wilayah lain karena kenaikan permintaan. Selanjutnya adalah ada kemungkinan spekulasi yang umumnya bisa dilakukan dengan cara menumpuk barang pada rantai pasok tertentu.

“Sehingga perlu dipastikan bahwa Bulog tetap menggelontorkan beras rutin ke pasar dan cadangan beras pemerintah dalam posisi yang aman. Selanjutnya KPPU bisa memantau distribusi beras di setiap rantai pasok untuk memastikan semuanya berjalan lancar,” terangnya.

“Jika ternyata kenaikan harga beras dikarenakan murni karena gangguan permintaan, maka kita harus lebih berhati-hati lagi, bisa jadi tumpuan pengendalian harga beras ke depan akan lebih mengandalkan peran Bulog ketimbang mengharapkan panen dari petani,” pungkasnya. (wol/eko/d2)

Editor: Ari Tanjung