Prabowo Subianto Unveils the Purpose of Creating the Poverty Alleviation Acceleration Agency: “Urgent Challenges Must Be Confronted”

by -35 Views
Prabowo Subianto Unveils the Purpose of Creating the Poverty Alleviation Acceleration Agency: “Urgent Challenges Must Be Confronted”

Jakarta – Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, mengadakan pertemuan pertama Kabinet “Merah Putih” di Istana Merdeka, Jakarta, pada hari Rabu (23/10). Selama pertemuan, Prabowo menjelaskan alasan dibalik pembentukan Badan Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.

Menurut Prabowo, badan ini didirikan untuk memastikan bahwa tantangan yang ada dapat segera ditangani.

“Bukan karena saya ingin ikut campur dalam pekerjaan kementerian-kementerian – tidak. Saya ingin membantu. Dimanapun ada hambatan, dimanapun ada kesulitan, kita harus segera mengatasinya. Mari jujur, birokrasi kita dikenal sangat kompleks dan lambat,” ujar Prabowo.

Dia juga menjelaskan bahwa Badan Percepatan Penanggulangan Kemiskinan akan ditugaskan untuk mempelajari dan memantau semua program perlindungan sosial dan distribusi bantuan untuk memastikan bahwa mereka efektif mencapai segmen masyarakat yang paling membutuhkan.

“Badan ini akan mempelajari dan melacak semua program perlindungan sosial dan bantuan untuk memastikan bahwa mereka ditargetkan dengan benar pada kelompok-kelompok masyarakat yang masih membutuhkan bantuan,” tambah Prabowo.

Prabowo telah menunjuk Budiman Sudjatmiko sebagai kepala Badan Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.

Dalam wawancara sebelumnya dengan wartawan di Istana Merdeka, Budiman mengungkapkan bahwa Prabowo telah memberinya mandat untuk mengurangi kemiskinan di Indonesia sebanyak mungkin selama periode 2024-2029.

“Semua masalah terkait kemiskinan harus drastis dikurangi dalam lima tahun ke depan, dan itu adalah tanggung jawab dari badan yang kami pimpin,” kata Budiman pada hari Selasa (22/10).

Budiman menjelaskan bahwa badan ini akan mengoordinasikan upaya penanggulangan kemiskinan di beberapa kementerian, termasuk Kementerian Desa, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Pendidikan, dan Kementerian Kesehatan.

Dengan koordinasi ini, Budiman percaya bahwa mereka akan mendapatkan data yang valid, obyektif, dan dinamis untuk memandu upaya mereka.

Source link