Todung Mulya Lubis, seorang tokoh nasional asal Mandailing Natal (Madina), mengekspresikan keprihatinannya terhadap kondisi lingkungan yang rusak, terutama ekosistem air Sungai Batang Natal. Hal ini telah menyebabkan masyarakat di hilir Sungai Natal menjadi korban. Melalui postingan di media sosial Facebook miliknya, Todung menyoroti keruhnya air Sungai Batang Natal, yang sebelumnya dikenal sebagai sungai yang sangat jernih. Namun seiring dengan degradasi lingkungan akibat ulah tangan-tangan nakal, sungai tersebut tidak lagi dapat digunakan sebagai sumber pencaharian atau sarana MCK bagi warga Madina. Todung mendesak Kapolda dan Kapolri untuk turun tangan dalam menertibkan situasi ini, karena ia menduga adanya pembiaran dari Pemerintah Daerah dan Aparat Penegak Hukum terkait kegiatan Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI).
Todung juga mengungkap bahwa ada indikasi beberapa pelaku tambang ilegal di hulu Sungai Batang Natal, di antaranya adalah residivis kasus penambangan emas tanpa izin. Informasi ini didapatkan dari seorang warga yang enggan diidentifikasi oleh media. Meskipun demikian, informasi tersebut cukup menghebohkan karena menunjukkan bahwa praktik PETI masih berlanjut di area-sekitar Sungai Batang Natal. Upaya penelusuran dilakukan oleh tim untuk memastikan informasi tersebut, namun belum ada jawaban dari pihak berwenang, termasuk Kapolsek Batang Natal dan Kapolres Madina. Warga hanya berharap agar pihak terkait segera mengambil tindakan untuk menyelesaikan masalah ini demi kebaikan masyarakat Madina.