Produsen elektronik terkemuka asal Taiwan, Foxconn, tampaknya tengah dalam proses merancang dan membuat kendaraan listrik untuk dua perusahaan Jepang yang belum diumumkan namanya. Meskipun sebelumnya menyatakan minat untuk bekerja sama dengan Nissan, CEO Foxconn, Young Liu, tidak secara eksplisit menyebutkan perusahaan mana yang sedang dipertimbangkan. Berdasarkan laporan dari Focus Taiwan, Liu mengungkapkan rencana perusahaan untuk menandatangani perjanjian layanan desain dan manufaktur dalam dua bulan ke depan. Pada bulan Februari, sebelum usaha merger antara Honda dan Nissan gagal, Foxconn mengekspresikan minatnya untuk bermitra dengan Nissan, dengan harapan dapat memberikan layanan kepada perusahaan tersebut tanpa harus mengakuisisinya.
Dengan Nissan kini dipimpin oleh CEO baru, peluang merger dengan Honda serta kesepakatan tambahan lainnya mungkin kembali terbuka, mengingat kondisi keuangan Nissan yang sedang berusaha diperbaiki. Foxconn, juga dikenal sebagai Hon Hai Precision Industry Co, tertarik untuk memperluas operasi mobil listrik yang dipimpin oleh mantan eksekutif Nissan, Jun Seki. Pimpinan Foxconn juga mengumumkan rencana perusahaan untuk memulai produksi Model C EV di Amerika Utara pada akhir tahun ini, upaya pertama yang diumumkan pada tahun 2021. Namun, minat Foxconn dalam kendaraan listrik ini juga mengancam produsen mobil yang sudah mapan seperti Nissan, terutama di tengah persaingan yang semakin ketat dari produsen asal China.
Nissan sendiri telah dikenal mengalami kesulitan selama beberapa waktu terakhir, yang memaksa perusahaan mengambil langkah-langkah drastis untuk memotong biaya. Melalui potensi kemitraan dengan Foxconn, diharapkan Nissan dapat memperbaiki posisinya di pasar mobil listrik yang semakin berkembang. Saat ini, belum diumumkan informasi tertentu mengenai proyek kendaraan listrik ini, namun para pengamat pasar otomotif sudah mulai memperhatikan langkah-langkah strategis dari kedua perusahaan ini dalam menghadapi tantangan yang ada.
