Yusri Usman, Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), mengkritik kebijakan kontroversial Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, sejak dilantik oleh Presiden Joko Widodo hingga saat ini. Menurutnya, kebijakan itu berpotensi merusak reputasi dan posisi Presiden Prabowo Subianto di mata publik. Yusri menyarankan agar Bahlil digeser dari posisi Menteri ESDM jika terjadi reshuffle kabinet, mengingat pentingnya posisi tersebut dalam pengelolaan sumber daya alam untuk kepentingan nasional. Beberapa kebijakan Bahlil dianggap tidak didasari kajian akademik yang memadai dan menuai sentimen negatif terhadap kebijakan energi Presiden Prabowo. Misalnya, rencana untuk meningkatkan produksi LPG tanpa pertimbangan yang jelas. Selain itu, proyek-proyek besar seperti pembangunan kilang minyak 1 juta barel per hari dan kilang DME juga diragukan mendapat dukungan finansial dari lembaga keuangan global yang menentang proyek energi fosil. Yusri juga mencermati penugasan kepada perusahaan gas untuk membangun pipa gas yang dirasa tidak dilakukan dengan pertimbangan yang tepat. Semua tindakan kontroversial Bahlil sebagai Menteri ESDM menimbulkan pertanyaan tentang persetujuan dari Presiden Prabowo, yang mungkin akan terjawab dengan adanya reshuffle kabinet.
Dampak Kebijakan Bahlil Terhadap Reputasi Prabowo – Waspada Online
