Alfa Romeo telah memasuki pasar SUV dengan Stelvio yang diluncurkan satu dekade lalu, menimbulkan keraguan di kalangan para penggemar mobil sport. Namun, model-model seperti Tonale dan Milano yang lebih kecil juga menggarisbawahi perubahan strategi produsen mobil Italia ini. Meskipun rencana untuk merilis SUV yang lebih besar menantang Porsche Cayenne mendatang, faktanya adalah keberadaan SUV ini yang membantu Alfa Romeo bertahan. Tanpa dukungan Stellantis, perusahaan ini mungkin tidak akan berada pada posisi yang sama saat ini.
Dalam sebuah wawancara dengan Car Magazine, bos pemasaran Alfa Romeo, Cristiano Fiorio, menjelaskan bahwa fokus saat ini adalah membangun kredibilitas dengan model-model yang ada sebelum meluncurkan kendaraan baru yang lebih menantang. Terlepas dari pembaruan ini, Alfa Romeo telah membatalkan beberapa model performa seperti 8C dan GTV, menunjukkan bahwa pengembangan mobil sport baru belum menjadi prioritas.
Rencana masa depan Alfa Romeo juga mencakup perubahan pada Giulia, yang akan digantikan dengan model liftback lima pintu yang lebih mirip SUV. Meskipun demikian, eksistensi mobil sport ikonik seperti 33 Stradale tetap menjadi sorotan, terinspirasi dari proyek sampingan yang melibatkan sekelompok insinyur yang antusias.
Dengan teknologi dan platform yang terus berkembang, Alfa Romeo juga mempertimbangkan opsi kolaborasi dengan Stellantis untuk proyek mobil performa baru. Meskipun demikian, berbagai pertimbangan strategis dan finansial harus dipertimbangkan sebelum meluncurkan mobil baru, yang kemungkinan baru akan muncul menjelang akhir dekade ini atau awal 2030-an. Tantangan besar tetap ada dalam mempertahankan identitas Alfa Romeo sebagai produsen mobil sport di era SUV yang berkembang.