Potensi Kolaborasi Toyota dan Nissan Pasca Kegagalan Merger dengan Honda

by -18 Views

Pada tanggal 23 Desember 2024, Nissan dan Honda menandatangani nota kesepahaman (MOU) untuk menjajaki potensi merger. Namun, negosiasi tidak berlangsung lama sebelum kedua produsen mobil Jepang ini berpisah pada 13 Februari 2025. Alasannya antara lain adalah karena Nissan tidak setuju untuk menjadi anak perusahaan Honda. Meskipun keduanya masih bekerja sama dalam elektrifikasi dan perangkat lunak, merger besar-besaran tidak terjadi.

Sebelum kesepakatan tersebut batal, Ketua Toyota Akio Toyoda mengungkapkan bahwa Nissan tidak pernah mendekati Toyota untuk merger. Dia menyatakan keyakinannya bahwa merger tersebut kemungkinan akan melanggar undang-undang anti-monopoli. Namun, ada spekulasi bahwa Toyota telah menghubungi Nissan tentang kemungkinan aliansi pasca kegagalan merger dengan Honda.

Surat kabar nasional Jepang Mainichi Shimbun melaporkan bahwa seorang eksekutif Toyota telah berbicara dengan Nissan mengenai bentuk potensial kemitraan. Nissan menolak berkomentar, sementara Toyota masih meninjau laporan tersebut. Sebagai produsen mobil terbesar di dunia, Toyota telah memiliki saham di beberapa perusahaan mobil Jepang lainnya.

Nissan telah mengatasi kurangnya arah produk dengan mengumumkan peluncuran kendaraan baru di seluruh dunia. Mereka juga mengandalkan mitra aliansi seperti Renault dan Mitsubishi untuk membantu membawa model-model baru ke pasar. CEO Nissan, Ivan Espinosa, menyatakan bahwa perusahaan terbuka untuk kolaborasi baru sambil memprioritaskan stabilitas internal.

Rencana Re:Nissan mencakup pemangkasan biaya besar-besaran dan investasi dalam merek mewah Infiniti. Espinosa mengungkapkan bahwa situasi saat ini dimulai pada tahun 2015 di bawah kepemimpinan Carlos Ghosn dan target penjualan yang tidak tercapai. Meskipun merger dengan Honda tidak terjadi, kerjasama dalam bidang kecerdasan dan elektrifikasi kendaraan masih dalam perencanaan.

Source link