Cina terus memimpin dalam perlombaan mobil listrik, bahkan melampaui Tesla yang telah menjadi pemimpin di Amerika. Analis dari Morgan Stanley, Adam Jonas, bahkan mengungkapkan bahwa Tesla mungkin kalah dari mobil listrik Cina. Xiaomi, perusahaan elektronik terkenal, telah meluncurkan Xiaomi YU7, sebuah crossover yang menawan dan berteknologi tinggi, yang berhasil menarik perhatian sejumlah eksekutif otomotif ternama. Dalam laporan terbaru, para analis mengatakan bahwa Tesla mungkin harus berjuang untuk mengejar kemajuan mobil listrik Cina.
YU7 adalah kendaraan kedua dari Xiaomi, mengikuti kesuksesan besar sedan SU7 yang terjual sebanyak 320.000 unit dalam 11 bulan pertama di pasar Cina. Dalam hal harga, spesifikasi, dan desain, para ahli dari Wall Street menilai Xiaomi lebih unggul daripada Tesla dalam beberapa aspek. Hal ini mendorong Tesla untuk memfokuskan upayanya pada teknologi swakemudi, bukan hanya pada mobil listrik biasa.
Cina telah menjadi pusat kekuatan global dalam industri mobil listrik, dengan sejumlah besar subsidi pemerintah, rantai pasokan baterai yang kuat, dan fokus pada pendidikan STEM. Perusahaan Cina seperti BYD, Nio, dan Geely juga mulai memperluas keberadaannya di pasar internasional. Analis dari Morgan Stanley memperkirakan bahwa ekspektasi terlalu tinggi seputar bisnis otomotif Tesla, sementara persaingan dari perusahaan Cina semakin kuat.
Meskipun saat ini Xiaomi dan perusahaan mobil Cina lainnya tidak dapat masuk ke pasar AS karena tarif tinggi, tetapi para analis percaya bahwa ini hanya masalah waktu sebelum merek-merek tersebut berhasil menembus pasar AS. Perusahaan Cina seperti Xiaomi terus berinovasi dan mengembangkan produk yang menantang dominasi perusahaan mobil tradisional seperti Tesla dan Ford. Ini menunjukkan betapa kompetitifnya pasar mobil listrik saat ini, dengan Cina sebagai pemimpin utama dalam hal inovasi dan pertumbuhan.