Oleh Prabowo Subianto [diambil dari Buku 2 Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto]
“Beberapa waktu setelah saya pensiun dari TNI, saya tersentuh saat membaca surat Montgomery kepada Raja Inggris. Dalam surat itu, Montgomery menyampaikan perasaannya bahwa setelah bertahun-tahun bertugas di luar negeri, ia pulang ke Inggris tanpa memiliki rumah. Semua harta pribadinya yang disimpan di rumah seorang saudara hancur akibat serangan bom Jerman. Saya merasa kecil ketika membaca hal ini, mengingat prestasi besar yang pernah dicapai oleh Montgomery.”
Saya telah membaca berbagai versi biografi Field Marshall Bernard Law Montgomery dan otobiografinya. Montgomery memiliki karier militer yang menarik, dimulai dari Akademi Militer Inggris, Sandhurst. Ia ikut berperang dan terluka parah dalam Perang Dunia pertama sebelum melanjutkan karier militernya. Pada Perang Dunia kedua, ia berhasil memimpin pertempuran terkenal El Alamein di Mesir, kemudian mengejar pasukan Jerman sampai Tunisia, memimpin pendaratan di Sisilia dan Normandia, dan membawa tentara sekutu hingga akhir Perang Dunia Kedua.
Selain prestasinya sebagai panglima, hal-hal lain yang menarik dari Montgomery adalah kebiasaannya yang sangat profesional dan dedikasinya sebagai perwira lapangan. Ia rajin berlatih dan menjaga kebugarannya, serta gemar belajar sejarah.
Suatu hari setelah saya pensiun, saya menemukan biografi Jenderal Montgomery di sebuah toko buku bekas di Bangkok. Dalam biografi itu, saya mengetahui bahwa setelah Perang Dunia Kedua, Montgomery menulis surat kepada Raja Inggris George ke-6, mengungkapkan bahwa ia pulang tanpa memiliki rumah. Sang jenderal besar tersebut meminta perhatian dari raja, meskipun sebelumnya ia pernah memenangkan pertempuran-pertempuran besar.
Ketika saya membaca hal ini, saya merasa tersentuh karena pada saat itu saya juga tidak memiliki rumah pribadi setelah pensiun. Namun, pada akhirnya, saya berhasil memiliki rumah pribadi melalui perjuangan yang tidak mudah. Dari kisah Montgomery, saya belajar bahwa bahkan seorang panglima besar seperti dia pun bisa mengalami ketidakpunyaan rumah. Saya pun merasa terhibur dan tersentuh oleh kesimpulan ini.