Saya membutuhkan dukungan dari kalian semua. Saya membutuhkan dukungan yang nyata, yang konkret.
Mereka, para pemodal besar yang ingin menjajah tanah air, mengatakan: Indonesia mudah, banyak rakyat Indonesia bisa dibeli, banyak pemimpin Indonesia bisa disuap.
Negara kita saat ini berada dalam kondisi yang tidak boleh dianggap remeh. Kita harus waspada. Kita harus saling mengingatkan. Kita harus saling mendukung. Sebagai bangsa yang besar, kita harus saling menjaga.
Oleh karena itu, mari kita bersatu. Kita harus bersatu.
Kita harus membuktikan bahwa rakyat Indonesia masih memiliki cita-cita yang mulia, rakyat Indonesia masih memiliki harga diri, rakyat Indonesia tidak mau dijual begitu saja. Rakyat Indonesia tidak ingin menjadi budak, rakyat Indonesia ingin menjadi rakyat yang terhormat.
Saudara-saudara yang sedang membaca buku ini.
Sampaikanlah yang benar, benar. Dan, sampaikanlah yang salah, salah. Apakah benar kekayaan kita terus keluar setiap tahun dan kita harus menerimanya? Apakah benar rakyat kita ditakdirkan hanya menjadi budak, hanya menjadi pelayan? Rakyat kita hanya bisa menjadi pasar? Rakyat kita hanya bisa mendapatkan upah murah?
Jika kalian menganggap kondisi ini benar, apa yang akan kita katakan?
Tapi, jika kalian menganggap ini tidak benar, dan kita mampu mengubahnya, dan mampu menjaga kekayaan kita, maka tidak ada pilihan lain, kalian harus turun ke lapangan. Harus memimpin rakyat.
Memimpin dengan ilmu, memimpin dengan hati, memimpin dengan pedoman, memimpin dengan pendidikan, memimpin dengan kecintaan kepada bangsa sendiri.
Mari kita jalani perjuangan kita dengan landasan “satyagraha” yang telah diperlihatkan di India oleh Mahatma Gandhi, dan di Amerika oleh Martin Luther King, dan di Afrika Selatan oleh Nelson Mandela.
Satyagraha artinya adalah perjuangan tanpa kekerasan, perjuangan tanpa henti yang berlandaskan pada kebenaran. Perjuangan yang merangkul dan mempererat semua.
Percayalah kebenaran akan menang, kebenaran tidak bisa dikalahkan. Yang penting, kita harus berani, kita harus tegar, kita harus bersedia berkorban.
Bung Karno, Bung Hatta, Bung Syahrir, Pak Dirman, Gubernur Suryo, dan I Gusti Ngurah Rai, dan semua pahlawan pendiri bangsa kita, telah mengajarkan bahwa jika kita tidak menyerah, jika kita berani, jika kita tegar, kebenaran akan unggul. Kebenaran akan menang pada waktunya. Kita harus siap menghadapi kesulitan.
Kita harus siap menghadapi penderitaan.
Tapi, pilihannya apa? Kita menyerah seperti budak yang disuruh duduk, duduk? Disuruh berdiri, berdiri? Disuruh tunduk, tunduk? Disuruh diam, diam? Disuruh ambil air, ambil air? Atau, kita menjadi bangsa yang terhormat, bangsa yang mengerti, membela haknya, membela hak-hak rakyat?
Saudara-saudara, kita harus percaya bahwa kekuatan kita besar. Sistem pertahanan kita adalah sistem pertahanan rakyat semesta, atau HANKAMRATA. Dengan sistem pertahanan rakyat semesta, kita pernah membuktikan bahwa kita berhasil melawan penjajah.
Kekuatan rakyat ini harus kita susun dan selalu kita rawat. Ya, dari orang ke orang, susunlah kekuatan. Lima orang demi lima orang, nanti sepuluh orang demi sepuluh orang. Adakan diskusi. Bahaslah isi buku ini di rumah masing-masing. Atur, dan pada saatnya saya akan umumkan bagaimana perjuangan kita.
Yang jelas, pilihannya hanya dua. Berdiri menghormati sebagai bangsa yang gagah, atau tunduk selamanya sebagai bangsa yang dikendalikan, bangsa yang lemah, bangsa yang bisa dibeli, bangsa yang bisa disuap. Pilihannya ada dalam hati kita masing-masing.
Saya percaya, kita bisa, kita harus bisa melaksanakan suatu perombakan besar untuk bangsa kita.
Kita harus membuktikan bahwa rakyat Indonesia masih memiliki cita-cita. Masih ada yang cinta tanah air. Masih ada yang ingin Indonesia berdiri dengan terhormat, dengan pemimpin-pemimpin yang terhormat, yang berdiri di atas kakinya. Bermartabat, kuat, adil, sejahtera. Itu cita-cita kita bersama.
Sadarkan dan galang dukungan dari sekitarmu. Temui dan sadarkan keluargamu, kerabatmu, tetanggamu. Sadarkan dan yakinkan mereka. Jelaskan asas-asas dan fakta-fakta yang terkandung dalam buku ini. Ajaklah mereka, bujuklah mereka untuk berpartisipasi aktif dalam demokrasi kita.
Beri tahu kepada rakyat bahwa bangsa kita tidak miskin. Beri tahu kepada rakyat, ada jawaban atas masalah-masalah bangsa. Beri tahu kepada mereka, di buku ini ada keyakinan, ada pemahaman bagaimana mengatur ekonomi.
Dalam perjuanganmu, jangan pernah menghina, jangan mencela orang lain, tapi percaya pada diri kita sendiri, dan selalu bimbing rakyat. Beri tahu kepada mereka, yang benar itu benar, dan yang benar pada akhirnya akan menang.
Ingatlah, semakin kita diisi, semakin kita kuat, semakin kita tunduk, semakin kita merendahkan hati kita. Bukan untuk merendahkan diri, tapi merendahkan hati. Semakin dihina, semakin sopan. Semakin difitnah, semakin kita tegak.
Tidak perlu kita balas kebencian dengan kebencian. Tidak boleh ada waktu untuk kebencian. Biarkan mereka yang jahat, kita yakin akan dihukum oleh kekuatan yang lebih besar dari kita semua, kekuatan yang di atas.
Mari kita percaya, kekuatan yang di bawah, kekuatan rakyat Indonesia, akan selalu mendukung yang benar.
Saudara-saudaraku, rakyat kita tidak bodoh. Rakyat kita berpikir dengan hati mereka. Mereka akan selalu mendukung kita, asalkan kita selalu memperbaiki diri, selalu memperkuat akar kita ke rakyat, selalu menjadi sumber kebenaran, selalu menjadi pembela kebenaran, selalu memberikan solusi atas masalah-masalah rakyat, dan jangan pernah menjadi sumber kerusakan.
Jangan pula kita tinggal diam ketika kita melihat ketidakbenaran dan ketidakadilan. Dan ketika kita melihat penindasan terhadap rakyat kecil, kita tidak boleh tinggal diam. Kita tidak boleh takut membela kaum yang lemah dan tertindas.
Kita juga tidak boleh berjuang hanya untuk mendapatkan kursi jabatan. Kursi kekuasaan harus diperjuangkan dengan baik, dengan terhormat, dengan halal, dengan konstitusional, dengan demokratis, oleh orang-orang yang hatinya merah putih.
Sumber: https://prabowosubianto.com/satyagraha-landasan-perjuangan-kita/