The Appropriate Leadership for Indonesia

by -95 Views

Terdapat dua tradisi besar dalam peradaban manusia: tradisi Barat yang meliputi Yunani Kuno, Romawi Kuno, dan pewaris dunia Barat, yaitu peradaban Eropa modern dan Amerika Utara, serta tradisi Timur yang didominasi oleh Tiongkok Kuno dan India Kuno.
Dari kedua tradisi besar ini, kita dapat belajar karakteristik negara yang kuat. Negara dapat menjadi kuat jika merekalah yang dipercayai untuk mengendalikan dan memimpinnya memiliki kepribadian yang baik dan kuat.
Apa yang dimaksud dengan kepribadian yang kuat dalam tradisi Barat dan Timur tercermin dalam ajaran populer yang ditemukan di Indonesia. Indonesia, pada dasarnya, adalah produk dari kedua peradaban besar tersebut.
Selama ribuan tahun, peradaban di Nusantara sebagian besar dipengaruhi oleh peradaban Hindu-Buddha dari India dan peradaban Tiongkok.
Pada pertengahan abad ke-12, 13, dan 14, peradaban Barat datang: Spanyol, Portugis, Inggris, Belanda, dan Prancis. Para pemimpin Nusantara, khususnya mereka yang memimpin perjuangan kemerdekaan, adalah produk dari Barat dan dari Timur.
Kepemimpinan militer Barat banyak dipengaruhi oleh Yunani Kuno, seperti yang digambarkan dalam kisah-kisah filsafat, mitos, dan sejarah Plato, Herodotus, dan Thucydides.
Ada kisah tentang seorang pangeran, seorang jenderal militer, dan sahabatnya pada malam sebelum pertempuran besok. Mereka berada di pegunungan, dan udara sangat dingin. Sang pangeran berada di tenda dengan selimut tebal dan perapian hangat.
Sahabatnya bertanya kepada Panglima Besar, sang pangeran, ‘Apakah kau tahu bahwa pasukan kita berada di luar tanpa tenda? Tanpa selimut tebal? Menahan dingin, dan mungkin juga kelaparan?’
‘Namun mengapa mereka tetap patuh dan setia padamu, yang sekarang nyaman di tenda dengan selimut tebal? Apakah kau tahu mengapa? Karena mereka tahu bahwa esok, perintah yang keluar dari mulutmu akan menentukan nasib mereka. Itulah mengapa mereka membiarkanmu berada di tempat hangat. Mereka ingin kamu menjadi segar, sehat, dan kuat besok sehingga perintahmu tidak merugikan hidup mereka.’
Kisah ini menggambarkan tradisi kepemimpinan Barat. Para perwira dan pemimpin militer Barat diberi lebih banyak kenyamanan dan perlakuan yang lebih baik karena semua orang tahu bahwa produk dari kepemimpinan mereka adalah perintah yang tepat. Perintah mereka harus dapat menuntun menuju kemenangan tanpa pengorbanan terlalu banyak nyawa.
Semangat kepemimpinan militer Timur agak berbeda. Kita dapat menggambarkan tradisi kepemimpinan Timur ini dari kepemimpinan seorang jenderal terkenal dari cerita sejarah Tiongkok Kuno seperti Jenderal Wu Chi (Wu Qi).
Wu Chi terkenal karena selalu bersama dengan pasukannya. Jika para pasukannya berjalan, dia juga berjalan bersama mereka. Dia tidak ingin naik kuda atau kereta. Pakaiannya sama dengan pasukannya. Dia makan makanan yang sama dengan pasukannya. Jika pasukannya tidak tidur di tenda, dia juga tidak mau menggunakan tenda. Dia akan tidur di luar bersama pasukannya.
Itulah gaya kepemimpinan ala Wu Chi. Karena itu, pasukannya sangat mengaguminya. Dalam pertempuran-pertempuran itu, dia tidak perlu menghardik, tidak harus memimpin dengan kekerasan. Para pasukannya sangat mencintainya sehingga mereka selalu memenangkan setiap pertempuran. Inilah gaya kepemimpinan Timur.
Di Indonesia, kita juga memiliki pemimpin seperti Wu Chi. Salah satu pemimpin terkenal dari korps beret merah adalah Jenderal Mung Parahadi Mulyo. Dia dikenal sebagai komandan yang tidak memiliki pembantu di rumah.
Dia membersihkan lantainya sebelum pergi ke kantor. Istrinya dan keluarganya dilarang menggunakan mobil dinasnya. Dia membawa minumannya ke mana-mana. Pakaiannya juga berasal dari TNI, meskipun dia bisa memakai pakaian yang bagus.
Dia dikenal sebagai seorang yang tidak pernah ingin hidup melebihi dari apa yang negara berikan padanya. Dia juga dikenal memiliki fisik yang sangat kuat. Sebelum memerintahkan pasukannya untuk melakukan sesuatu, dia melakukannya terlebih dahulu. Sebelum pasukannya turun dari tebing, dia melakukannya terlebih dahulu. Jika dia berlari bersama pasukannya, dia selalu membawa senjata seperti pasukannya.
Pak Mung terkenal. Dia adalah komandan RPKAD yang berlari bersama pasukannya dari Cijantung ke Terminal Cililitan.
Menurut pendapat saya, kepemimpinan yang cocok untuk Indonesia adalah kombinasi kepemimpinan Yunani dan Wu Chi. Dengan kombinasi ini, kita dapat mengambil yang terbaik dari Barat dan Timur untuk menciptakan gaya kepemimpinan yang sesuai untuk Indonesia.

Source link