PANGURURAN, Waspada.co.id – Gerakan TNI AD Manunggal Air yang merupakan program Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak bersama PT Pertamina telah membangun 2.664 titik air lewat sumur bor.
Termasuk Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di seluruh wilayah Indonesia, penanaman bibit jagung, serta panen bawang merah di Nusa Tenggara Timur.
Hal ini ditandai oleh penekanan tombol air oleh KSAD, Jenderal TNI Maruli Simanjuntak bersama Direktur PT Pertamina, Nike Widiawati, serta Komisaris Utama PT Pertamina, Simon Aloysius Mantiri yang disiarkan lewat Vidcon, dari Kampung Timorana, Desa Manusak, Kabupaten Kupang, NTT, Selasa (30/7).
Dalam kesempatannya, KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mengatakan bahwa hingga saat ini TNI AD tetap berkomitmen untuk membuat kegiatan bersama masyarakat.
“Tentunya kegiatan yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat,” ujar Maruli.
Saat ini, lanjut Maruli, TNI AD telah bekerjasama dengan pihak PT Pertamina untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat untuk masyarakat. “Semoga ke depannya BUMN lain ikut dalam mengembangkan daerah di Indonesia,” harapnya.
Maruli mengucapkan terimakasih kepada PT Pertamina, dimana telah mau ikut berbuat untuk masyarakat. “Dan tadi saya garis bawahi, tetap ingin ikut berlanjut berbuat,” ucap Maruli.
Dandim 0210/TU Letkol Inf Saiful Rizal menyebut, pihaknya telah membangun 82 titik air dari tahun 2022 hingga 2024.
“Ditahun 2022 kita sudah membangun 37 titik, kemudian ditahun 2023 sekita 10 titik, kemudian ditahun 2024 ini kita sudah membangun 35 titik,” tuturnya.
Untuk Rumah Tidak Layak Huni, lanjutnya, sementara yang sudah dikerjakan, ada di wilayah Hasinggahan 3 unit, kemudian sebelumnya sudah membangun RTLH di wilayah Balige ada 2 unit. “Kemudian di wilayah Taput sudah kita kerjakan ada 3 unit,” sambungnya.
Saiful menerangkan bahwa dalam menentukan titik lokasi sumur bor, pihaknya berkoordinasi dengan aparatur desa, dan kemudian melakukan survei menggunakan alat untuk mengetahui ditempat tersebut ada tidaknya titik air, serta kedalamannya, kemudian melakukan pengeboran.
“Dari tahap awal koordinasi, kita punya babinsa ditiap-tiap desa, sehingga laporan dari babinsa yang terima langsung dari masyarakat dan aparat desa, hingga ke tahap pengeboran,” kata Saiful.
Ia mengaku pernah mengalami beberap kendala teknis maupun non teknis pada saat pelaksanaan pengeboran dilokasi yang telah ditentukan.
“Dibeberapa tempat, ada kerusakan pada alat kami. Seperti yang kita ketahui, diwilayah taput, khususnya di Kabupaten Samosir ini, bagian lapisan tanah yang dibawah ini merupakan bebatuan yang cukup tebal, karena merupakan tanah bekas letusan, yang dapat mempercepat kerusakan alat,” terangnya.
Untuk tahun ini, Saiful menyebut telah menargetkan 50 titik sumur bor yang akan dibangun diwilayah Kodim 0210/TU. Dan saat ini yang telah selesai adalah 35 titik.
“Artinya ke 50 masih kurang 15 titik lagi yang akan kami laksanakan pengeboran,” sambungnya.
Ia berpesan agar masyarakat dapat menjaga apa yang telah dibangun oleh Kodim 0210/TU. “Dengan penggunaan yang standart, alat ini dapat bertahan hingga 5-7 tahun kedepan,” katanya.
Sementara itu, Assisten II Hotraja Sitanggang mewakili Bupati Samosir mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Samosir dengan keterbatasan yang dimiliki, mengucapkan terima kasih kepada jajaran TNI khususnya AD.
“Atas program yang telah dilakukan, mungkin kita tahu, kondisi yang didaratan pulau samosir, kendala kita tentang air bersih. Dan tadi terkait program lanjutan yang akan dilaksanakan, maka mudah-mudahan Samosir menjadi kuotanya,” harap Hotraja.
Editor AGUS UTAMA