Seiring Pekan Berakhir, Pasar Keuangan Dipengaruhi oleh Tekanan

by -140 Views
Seiring Pekan Berakhir, Pasar Keuangan Dipengaruhi oleh Tekanan

MEDAN, Waspada.co.id – Dalam pidato yang disampaikan oleh Gubernur Bank Sentral jelang pagi hari, The FED masih belum yakin apakah kebijakan yang mereka buat selama ini mampu menggiring inflasi sesuai target The FED 2%.

Hal ini diterjemahkan sebagai kemungkinan bahwa sikap hawkish The FED masih akan dipertahankan. Harga minyak yang masih dalam tren naik belum mampu meyakinkan The FED dalam menekan inflasi.

Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, menyebut bahwa kunci kebijakan moneter Bank Sentral AS masih akan bertumpu pada inflasi. Dan rilis data inflasi inti AS bulan Oktober tersaji di hari Selasa pekan depan. Sekalipun belum ada gambaran kenaikan bunga acuan.

“Namun pasar keuangan pada perdagangan di akhir pekan tengah dibayangi tekanan. Yield US Treasury kembali mengalami kenaikan, untuk tenor 10 dan 2 tahun naik menjadi 4.636% dan 5.033%,” tuturnya, Jumat (10/11).

Pada sesi perdagangan di Asia, tren kenaikan imbal hasil tersebut berlanjut. Bursa saham di Asia dibuka melemah mengikuti tekanan yang terjadi pada bursa saham di AS. IHSG diproyeksikan akan kembali menguji level 6.800. IHSG berpotensi bergerak dalam rentang 6.770 hingga 6.830. IHSG pada sesi perdagangan pagi ditransaksikan melemah mendekati level support 6.800.

“Bukan hanya IHSG, mata uang rupiah juga melemah terhadap US Dolar. Mata uang rupiah diproyeksikan akan bergerak dalam rentang 15.650 hingga 15.700 per US Dolar. Dan pada sesi perdagangan pagi ini, mata uang rupiah dibuka melemah tipis di level 15.650 per US Dolar. Tekanan pada mata uang rupiah diproyeksikan akan berlanjut pada perdagangan awal pekan depan. Hingga rilis data inflasi AS yang akan menjadi tolak ukur pembentukan imbal hasil US Treasury nantinya,” ungkapnya.

Minimnya sentimen pada akhir pekan ini membuat pasar keuangan secara keseluruhan masih akan terbawa arus dari pidato The FED.

“Pidato tersebut sempat menekan harga emas, akan tetapi pada sesi perdagangan di Asia harga emas justru mengalami kenaikan. Harga emas ditransaksikan di kisaran level $1.958 per ons troy nya. Sikap The FED yang masih belum yakin mampu menekan inflasi, belum diikuti dengan rencana menaikkan bunga acuan. Ini yang membuat harga emas relatif mampu bertahan sejauh ini,” tandasnya. (wol/eko/d1)

Editor: Ari Tanjung