Awal Minggu, Pasar Keuangan Stagnan

by -191 Views
Awal Minggu, Pasar Keuangan Stagnan

Lembaga pemeringkat internasional Moody’s telah menurunkan prospek peringkat kredit AS menjadi negatif akhir pekan lalu.

Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, mengatakan bahwa keputusan tersebut seharusnya tidak akan berdampak besar pada kinerja pasar keuangan di Asia. Meskipun begitu, Dow Futures terpantau berada di zona merah pada perdagangan hari ini.

“Pelaku pasar saat ini fokus pada pertemuan antara Presiden China Xi Jinping dengan Presiden AS Joe Biden. Meskipun begitu, hubungan antara kedua negara tersebut masih belum dapat dipastikan akan memberikan kabar baik bagi pasar keuangan,” katanya pada Senin (13/11).

Meskipun pertemuan tersebut akan membahas isu-isu ekonomi strategis, namun masih belum bisa dipastikan akan memberikan kabar positif minggu ini.

“Pada awal perdagangan minggu ini, beberapa indeks bursa di Asia bergerak sideways dengan kecenderungan menguat. Pelaku pasar akan menanti rilis data inflasi AS pada perdagangan besok, yang akan menjadi penggerak pasar selanjutnya. Data inflasi tersebut akan menjadi pembanding terhadap pidato The FED di pekan sebelumnya yang dinilai bernada hawkish,” katanya.

IHSG hari ini berpotensi ditransaksikan di kisaran level 6.780 hingga 6.830. Pelaku pasar hari ini akan bersikap wait and see ditengah minimnya rilis data ekonomi selama seminggu ke depan. IHSG pada sesi pembukaan perdagangan ditransaksikan naik tipis di kisaran level 6.832,53. Selama seminggu ini, pasar saham berpotensi mendapatkan banyak kejutan yang tidak terduga. Namun perlu diwaspadai kejutan pasar yang justru berpotensi menekan kinerja pasar saham.

“Sementara itu, mata uang rupiah diproyeksikan akan bergerak sideways dengan kecenderungan melemah pada perdagangan pekan ini. Imbal hasil US Treasury dan USD Index mengalami penguatan tipis. Mata uang rupiah diproyeksikan masih akan cukup stabil dalam kisaran 15.650 hingga 15.700. Pada perdagangan pagi ini, rupiah masih cukup stabil di kisaran 15.690 per Dolar AS,” ungkapnya.

Adanya kejutan pada mata uang rupiah diproyeksikan akan terjadi minggu ini. Data inflasi AS akan menjadi penggerak kinerja mata uang dunia. Mata uang rupiah memiliki potensi yang sama besar baik untuk menguat maupun sebaliknya.

“Hal yang sama juga ditunjukkan oleh harga emas, dimana pada pagi ini ditransaksikan stabil di level $1.940 per ons troy. Emas masih cukup stabil setelah sempat terpuruk di akhir pekan pada perdagangan waktu Amerika,” katanya.