Menteri Komunikasi Israel Shiomo Karhi mengatakan bahwa Israel akan mencegah miliarder Elon Musk menyediakan internet ke Jalur Gaza melalui sistem komunikasi satelit miliknya, Starlink. Karhi menuduh kelompok Hamas akan menggunakan layanan tersebut dalam aktivitas mereka. Karhi juga mengumumkan bahwa kantornya akan memutuskan semua hubungan dengan Starlink. Pernyataan ini muncul setelah Musk menyatakan bahwa Starlink akan memperluas layanannya ke “organisasi bantuan yang diakui secara internasional” di Jalur Gaza setelah Israel memutus jaringan komunikasi dan menyebabkan pemadaman listrik total di kawasan yang terkepung pada Jumat malam. Layanan komunikasi dan internet di Jalur Gaza terputus sepenuhnya karena pengeboman hebat yang dilakukan oleh Israel terhadap jalur pengumpan, menara, dan jaringan. Serangan udara Israel terus berlanjut sejak serangan Hamas pada awal Oktober. Hamas melancarkan Operasi Badai Al-Aqsa, serangan mendadak yang melibatkan serangkaian tembakan roket dan penyusupan dari darat, laut, dan udara ke wilayah Israel. Israel membalas dengan serangan udara terus-menerus, yang semakin intensif pada Jumat malam bersamaan dengan pemadaman total jaringan telekomunikasi dan internet. Ribuan warga Palestina, termasuk ribuan anak-anak, tewas dalam serangan tersebut, sedangkan korban jiwa Israel tidak lebih dari 1.400 orang. Sebanyak 2,3 juta penduduk Gaza juga mengalami kesulitan mendapatkan makanan, air, dan obat-obatan akibat blokade Israel terhadap wilayah tersebut. Sejak dibukanya titik penyeberangan Rafah akhir pekan lalu, hanya sedikit truk bantuan yang dapat masuk ke Gaza.