Perjuangan Bersama Mayor Jenderal TNI (Purn) Suhartono Suratman

by -114 Views
Perjuangan Bersama Mayor Jenderal TNI (Purn) Suhartono Suratman

Tono Suratman adalah junior saya yang lebih muda satu tahun. Kami sering bersama-sama dan meskipun memiliki perbedaan usia, saya sangat akrab dengannya. Dapat dikatakan bahwa dia seperti adik kandung saya sendiri. Ketika kami masih bujangan, kami sering tinggal di rumah orang tua saya di Kebayoran Baru, di Jalan Kertanegara nomor 4. Saat itu, saya menjabat sebagai Danki dan dia sebagai Danton 1, akhirnya kami berdua pergi ke Timor Timur. Dia ikut dalam Nanggala 28, sementara saya dengan nama sandi Kancil, dan dia memimpin peleton 1 dengan nama sandi Kancil Satu. Dari situlah saya melihat bagaimana Pak Tono bertindak sebagai perwira lapangan.

Sejak muda, sejak sebagai taruna, Pak Tono sangat aktif dalam olahraga. Dia pernah menjadi anggota tim nasional anggar dan juga tim renang di AKMIL. Dia juga seorang penembak yang handal. Ketika dia menjadi perwira muda di Kopassus, dia sangat menonjol. Saat saya menjabat sebagai Wakil Komandan Den-81, saya menyarankan kepada Pak Luhut selaku Komandan Den-81 untuk mengangkat Pak Tono sebagai Komandan Pasukan Katak Den-81. Sejak itu, saya sering melakukan operasi bersama Pak Tono Suratman.

Dalam perjalanan kariernya, dia akhirnya menjadi komandan Grup Parako di Kopassus. Dia juga menggantikan saya sebagai Danpusdikpassus. Selanjutnya, dia juga memimpin satuan tugas Rajawali yang terdiri dari kompi-kompi terbaik dari semua Kodam. Kompi-kompi tersebut kita latih khusus dalam taktik-taktik antigerilya yang kita sebut dengan latihan pasukan pemburu. Setelah latihan, satuan tugas Rajawali diturunkan di Timor Timur. Satgas ini sangat efektif. Rajawali pemburu inilah menjadi cikal bakal dari Batalyon Raider yang dibentuk oleh Jenderal Ryamizard Ryacudu sebagai Kepala Staf Angkatan Darat.

Yang ingin saya ceritakan adalah bahwa Pak Tono selain sebagai atlet anggar, dia juga seorang penembak yang jitu. Dia juga merupakan perenang yang hebat, sehingga dia memimpin Pasukan Katak di Detasemen 81. Jabatannya adalah sebagai komandan Tim Pasukan Katak. Latihannya dilakukan bersama Kopaska Angkatan Laut. Selain itu, dia juga seorang penyelam dan penerjun freefall yang handal.

Biasanya seseorang yang ahli dalam freefall tidak pandai menyelam, atau sebaliknya. Namun, Pak Tono ahli dalam freefall maupun menyelam sebagai Pasukan Katak. Pak Tono juga ahli dalam karate, sehingga saya katakan bahwa beliau adalah Perwira Angkatan Darat yang dapat dijadikan contoh dan idola bagi anak buah dan bagi generasi penerus.

Saat saya menjabat sebagai Menteri Pertahanan, kami bertekad untuk memperbaiki SMA Taruna Nusantara yang merupakan institusi di bawah Kementerian Pertahanan. SMA Taruna Nusantara didirikan oleh Pak Benny Moerdani. Ketika saya masih menjabat sebagai Mayor, saya sempat ikut menyusun konsep awal dari SMA Taruna Nusantara untuk Pak Benny Moerdani.

Pada saat saya menjabat sebagai Menteri Pertahanan, saya mencari orang yang cocok untuk menjadi kepala sekolah. Saya bertanya, “Apakah Pak Tono Suratman bersedia menjadi Kepala Sekolah SMA Taruna Nusantara?”

“Bersedia,” jawab Pak Tono.

Bayangkan, jiwa besar dan patriotisme orang ini. Dia pernah menjadi asisten pengamanan Kepala Staf Angkatan Darat. Dia pernah menjadi Pangdam Kalimantan. Dia sudah pensiun, namun bersedia menjadi kepala sekolah SMA Taruna Nusantara. Dia memandang SMA Taruna Nusantara sebagai tempat pembentukan kader-kader unggul untuk bangsa dan negara. Tempat pembentukan calon-calon perwira tinggi yang unggul. Pak Tono adalah junior saya yang layak dipelajari kepemimpinannya oleh generasi penerus.

Bagi para perwira muda yang bercita-cita menjadi perwira komando yang baik, Anda harus melatih anak buah Anda dalam bela diri dan keahlian menembak. Jika mereka handal dalam menembak dan bela diri, mereka akan menjadi tentara yang baik. Keberanian harus diajarkan dan ditanamkan dalam diri prajurit melalui pelatihan yang realistis. Seni bela diri melatih manusia untuk berani, mampu mengatasi rasa takut, dan menahan rasa sakit. Source: https://prabowosubianto.com/berjuang-sama-saya-mayor-jenderal-tni-purn-suhartono-suratman/

Source link