Prabowo-Gibran’s Current Program: Clearing Farmers’ and Fishermen’s Debts

by -103 Views
Prabowo-Gibran’s Current Program: Clearing Farmers’ and Fishermen’s Debts

JAKARTA, Waspada.co.id – Anggota Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Hashim Djojohadikusumo mengungkapkan program baru dari paslon nomor urut 2. Salah satunya adalah menghapus utang kredit petani dan nelayan.

Hal tersebut dikemukakan oleh Hashim dalam acara pemenangan Prabowo-Gibran bersama para relawan di MG Setos, Kota Semarang, Minggu (21/1).

Hashim menyatakan bahwa program baru ini muncul setelah beberapa pertemuan dengan nelayan dan petani. Dari hasil pertemuan tersebut, banyak petani dan nelayan yang terlilit utang, dengan perkiraan jumlah mencapai 8 juta orang.

“Ternyata ada jutaan petani dan nelayan yang masih terbebani dengan utang lama itu namanya kredit usaha petani dan nelayan. Ini dari tahun 90-an, dari 97, 98, 99 dan tahun 2000-an. Ada jutaan, ada yang bilang 5-8 juta petani nelayan yang terbebani utang yang belum lunas dan belum dibayar karena tidak mampu membayar utang pokok dan bunga dan kini mereka harus ke mana? Ke rentenir dan pinjol,” kata Hashim.

Dia juga mengungkapkan bahwa dari keluhan para petani dan nelayan itu diketahui bahwa kebanyakan dari mereka terpaksa mengambil pinjaman online, karena pihak bank tidak memberikan bantuan.

Melihat hal tersebut, Hashim mengungkapkan bahwa diputuskan untuk mengadakan program Prabowo-Gibran pemutihan utang para petani dan nelayan. “Mau sampaikan, Pak Prabowo dan Mas Gibran, mungkin hari kedua dan ketiga mereka akan hapus semua utang itu. Akan lakukan pemutihan. Kita akan lakukan pemutihan agar supaya jutaan petani dan nelayan bisa pinjam lagi. Tidak akan ditagih oleh bank-bank. Kita hapus. Mereka diberi hak pinjam lagi. Mau pinjam Rp 5 juta, Rp 10 juta, Rp 500 ribu, monggo. Pemerintah Prabowo-Gibran akan beri hak,” kata Hashim.

Selain pemutihan utang, Hashim juga menjelaskan tentang program pembangunan rumah dan apartemen di desa dan kota. Dalam perencanaan akan dibangun 20-25 unit rumah di setiap desa di Indonesia.

Dia menegaskan bahwa dengan program tersebut perbankan tidak akan mengalami kerugian. Sebab, menurut Hashim utang lama sudah diganti oleh asuransi. “Kita jamin perbankan nasional tetap sehat. Tidak akan rusak. Bank itu tidak rugi karena utang lama diganti asuransi kredit, maka tidak rugi,” ujarnya.

Harapan dari program ini adalah dalam 10 tahun akan dibangun 30 juta rumah dan apartemen yang bisa menampung 150 juta penduduk Indonesia yang belum memiliki rumah layak dan baik.