Proses Panjang Diperlukan oleh Jokowi untuk Indonesia Menuju Swasembada Pangan – Waspada Online

by -58 Views

JAKARTA, Waspada.co.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai swasembada pangan. Hal ini disebabkan oleh iklim yang tidak menentu.

“Proses menuju swasembada pangan membutuhkan waktu yang panjang karena terkadang kondisinya sudah baik, namun kemudian turun lagi karena iklim yang tidak menentu. Sebelumnya sudah pernah mencapai swasembada pangan, namun kemudian turun lagi karena adanya El Nino, La Nina,” kata Jokowi seperti dikutip dalam keterangannya pada Sabtu (6/9).

Jokowi juga menyebut bahwa produktivitas pangan negara lain juga mengalami penurunan dalam 2 tahun terakhir akibat perubahan iklim.

“Peningkatan produktivitas di semua negara dipengaruhi oleh iklim, dan dalam 2 tahun terakhir negara-negara yang biasanya memiliki produksi berlebih juga mengalami penurunan yang signifikan,” ungkapnya.

Presiden Joko Widodo beserta Ibu Iriana Joko Widodo juga melakukan peninjauan langsung terkait pemberian bantuan pompa untuk pengairan sawah dan pertanian di Desa Layoa, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan, pada Jumat, 5 Juli 2024.

“Pompanisasi ini akan meningkatkan produktivitas. Para petani di sini mengatakan bahwa mereka hanya bisa panen sekali karena tidak cukup air, namun dengan adanya pompa ini mereka bisa menanam yang kedua. Harapannya, ke depan bisa melakukan penanaman yang ketiga,” ujar Presiden Jokowi dalam keterangan kepada media setelah peninjauan.

Presiden juga menjelaskan bahwa pompanisasi ini sebagai upaya antisipasi terhadap kemungkinan kekeringan yang panjang di masa depan.

“Pompanisasi ini diharapkan dapat meningkatkan produksi beras secara nasional, minimal dua kali penanaman, bahkan jika memungkinkan bisa tiga kali,” ucap Presiden.

Program pompanisasi yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian di seluruh wilayah Indonesia juga merupakan upaya pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan nasional di tengah tantangan perubahan iklim global.

Di Kabupaten Bantaeng, pemerintah telah menyalurkan 80 unit pompa dari total 150 unit pompa yang dibutuhkan.

“Pak Bupati menyatakan bahwa mereka membutuhkan 150 pompa, dan saat ini sudah diberikan 80 pompa,” ujar Presiden.

Turut mendampingi Presiden dalam kegiatan tersebut adalah Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Pj. Gubernur Sulawesi Selatan Zudan Arif Fakrulloh, dan Pj. Bupati Bantaeng Andi Abubakar. (wol/okz/ryp/d1)