Peraturan EUDR Berdampak pada Kinerja Ekspor Karet di Sumut – Waspada Online

by -122 Views
Peraturan EUDR Berdampak pada Kinerja Ekspor Karet di Sumut – Waspada Online

MEDAN, Waspada.co.id – Volume ekspor karet alam dari Sumatera Utara untuk pengiriman Juni 2024 mengalami peningkatan sebesar 25,21% menjadi 19.557 ton jika dibandingkan dengan bulan Mei 2024 (mtm).

Namun, terdapat penurunan yang signifikan jika dibandingkan dengan Juni tahun sebelumnya, yakni turun 23,97% dari 25.724 ton.

Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, menyatakan bahwa realisasi ekspor tersebut masih jauh di bawah rata-rata volume ekspor bulanan normal sekitar 42 ribu ton, bahkan mencapai 54 ribu ton pada April 2011.

“Ekspor untuk pengiriman Juni hampir 100% didasarkan pada kontrak jangka panjang (Long Terms Contract, LTC), di mana mayoritas adalah karet yang mematuhi regulasi anti deforestasi Eropa yang dikenal sebagai EUDR,” ujarnya, Rabu (10/7).

Pembeli dari pabrik ban utama saat ini memprioritaskan karet yang memenuhi aturan EUDR.

“Ekspor ke Eropa untuk pengiriman Juni sebesar 7,53% dengan 6 negara tujuan, termasuk Prancis, Slovenia, Italia, Jerman, Belgia, Spanyol, dan Luksemburg. Ekspor tersebut berupa karet remah (SIR/TSR) untuk bahan baku pembuatan ban,” ungkapnya.

Dampak lebih besar adalah negara tujuan di luar Eropa juga mensyaratkan pemenuhan EUDR, karena pembelinya adalah industri ban yang produknya juga akan dipasarkan ke Eropa sehingga harus memenuhi regulasi EUDR.

“Kesulitan pabrik pengolahan karet dalam memenuhi regulasi EUDR mengakibatkan volume ekspor sulit untuk naik,” tuturnya.

Pelaku usaha tidak dapat melakukan banyak hal untuk mematuhi regulasi EUDR, karena sebagian besar sumber bahan baku adalah karet dari petani yang memerlukan dukungan pemerintah setidaknya dalam hal legalitas lahan dan anti deforestasi.

“Pada pengiriman Juni 2024, terdapat 23 negara tujuan ekspor, di mana 5 posisi teratas diduduki oleh Jepang (40,23%), Amerika Serikat (23,55%), India (4,74%), Polandia (4,43%), dan Luksemburg (3,09%),” jelasnya.

Harga karet SICOM-TSR20 rata-rata bulan Juni sebesar 173,85 sen AS per kg atau naik 5,11 sen dari rataan bulan Mei.

“Saat ini, terjadi penurunan yang cukup signifikan, di bursa berjangka karet Singapura, harga penutupan SICOM-TSR20 pada 8 Juli adalah 161,7 sen AS,” tambahnya.

Edy menambahkan bahwa kebun karet di Sumatera Utara mengalami gangguan dalam produksi akibat cuaca yang tidak menentu, sehingga pasokan bahan baku olah karet untuk bulan ini masih terbatas.

“Kondisi ini akan berdampak pada kinerja pabrik pengolahan karet karena ketersediaan bahan baku yang terbatas,” pungkasnya. (wol/eko/d1)

Editor: Ari Tanjung