Isu dugaan pengoplosan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax yang memicu penetapan tujuh orang oleh Kejaksaan Agung terkait dugaan korupsi pembelian Ron 92 (Pertamax) di PT Pertamina (Persero) telah menjadi sorotan di masyarakat. Namun, Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) menegaskan bahwa tidak ada pengoplosan BBM Pertamax. Mereka menegaskan bahwa kualitas Pertamax sudah sesuai dengan standar RON 92 yang ditetapkan pemerintah.
Menurut Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, produk Pertamax yang disalurkan telah sesuai dengan ketentuan pemerintah dan sudah melalui proses injeksi warna (dyes) untuk membedakan produk. Selain itu, ada juga injeksi additive untuk meningkatkan kinerja produk Pertamax. Proses injeksi ini tidak mengubah kualitas atau RON BBM Pertamax. Pertamina telah menjalankan prosedur dan pengawasan yang ketat dalam Quality Control (QC) untuk memastikan kualitas produk yang disalurkan ke masyarakat. Distribusi BBM Pertamina juga diawasi oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).
Pertamina juga berkomitmen untuk menjalankan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dalam penyediaan produk bagi konsumen. Dengan demikian, masyarakat tidak perlu khawatir akan kualitas BBM Pertamax yang disediakan oleh Pertamina. Meskipun isu pengoplosan BBM Pertamax ini telah menimbulkan kekhawatiran di masyarakat, Pertamina tetap memastikan bahwa produk yang disalurkan telah sesuai dengan standar yang ditetapkan pemerintah.
