Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, mengungkapkan berbagai kebijakan strategis pemerintah yang telah diimplementasikan dalam acara resmi. Salah satunya adalah tentang Devisa Hasil Ekspor, bank emas, dan Danantara Indonesia. Prabowo menjelaskan secara detail betapa pentingnya bagi Indonesia untuk mandiri dalam bidang ekonomi, termasuk kewajiban penyimpanan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) di dalam negeri sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2025 untuk meningkatkan devisa ekspor Indonesia hingga 80 miliar US Dollar Amerika pada tahun 2025.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga menyampaikan kebanggaannya terhadap peluncuran Danantara Indonesia yang dianggap penting dalam investasi dan pengelolaan aset negara. Beliau juga meluncurkan layanan bank emas pertama di Indonesia, dengan harapan dapat memberikan kontribusi besar terhadap PDB sebesar Rp 245 triliun dan menciptakan 1,8 juta lapangan kerja baru. Prabowo menekankan pentingnya pengolahan emas secara komprehensif di dalam negeri, mulai dari hulu hingga hilir, untuk meningkatkan cadangan emas nasional dengan peningkatan produksi emas di Indonesia dari 100 ton menjadi 160 ton setiap tahunnya.
Sebagai negara dengan cadangan emas keenam terbesar di dunia, Indonesia kini memiliki bank emas pertama sebagai wujud dari kerja keras untuk menjaga kedaulatan ekonomi. Dengan langkah-langkah strategis seperti pengoperasian bank emas, diharapkan dapat mempercepat tabungan dan meningkatkan cadangan emas negara. Semua kebijakan ini menunjukkan komitmen pemerintah Prabowo Subianto untuk memajukan ekonomi Indonesia menuju kemandirian dan keberlanjutan yang lebih baik.
