Saat sesi perdagangan berlangsung, IHSG mengalami pelemahan yang signifikan meskipun mayoritas bursa di Asia mengalami penguatan. Bahkan perdagangan IHSG terhenti sementara setelah mengalami koreksi hingga 5%. Pelemahan ini menimbulkan pertanyaan besar di tengah sentimen positif pasar saham Asia. Ekonom Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, mengungkapkan kebingungan mengenai apa yang menyebabkan tekanan jual tersebut.
Menurutnya, terdapat tekanan jual di luar nilai fundamental ekonomi nasional, meskipun data kinerja ekonomi cukup stabil. Tekanan eksternal dari perang dagang yang meluas dan ancaman resesi mendekat mempengaruhi tindakan penjualan tersebut. Meskipun data fundamental ekonomi nasional telah memuaskan, namun tidak mampu menahan tekanan jual yang memaksa BEI untuk menghentikan perdagangan sementara.
IHSG turun 3.84% ke level 6.223,388 dan mencapai level terendah sebesar 6.011. Meskipun sempat dihentikan perdagangannya, IHSG mulai berbalik arah namun masih memimpin penurunan saham di Asia. Rupiah juga mengalami penurunan hingga 16.470 sebelum akhirnya ditutup di 16.420 per US Dollar. Tekanan ini dipicu oleh aksi jual investor asing senilai 885 miliar.
Tidak dapat dipastikan apakah tekanan ini akan mereda pada perdagangan berikutnya. Agenda penting seperti kebijakan suku bunga acuan Bank Sentral AS dan Bank Indonesia akan mempengaruhi pasar besok. Di sisi lain, harga emas menguat ke $3.020 per ons troy pada perdagangan sore ini. Menyaksikan semua peristiwa ini, pasar keuangan tetap waspada terhadap perubahan dan berita terkini.