Junta Militer Myanmar telah mengonfirmasi bahwa sejumlah besar korban jiwa dan luka-luka terjadi setelah gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,7 mengguncang negara tersebut pada Jumat. Menurut laporan media pemerintah MRTV, banyak warga sipil tewas dan terluka akibat bencana alam tersebut, dengan beberapa yang dirawat di rumah sakit di Sagaing, Mandalay, dan Naypyidaw. Rumah sakit membutuhkan donor darah untuk membantu korban yang mengalami luka parah akibat gempa.
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (OCHA) menyatakan bahwa terdapat ‘kerusakan signifikan’ sesudah gempa tersebut. Daerah yang paling terdampak terletak di pusat negara, terutama di Mandalay dan Naypyidaw, dengan beberapa daerah lain seperti Bago, Magway, dan Sagaing juga terkena dampak. Episentrum gempa terletak di Mandalay, menyebabkan masjid runtuh dan menewaskan sedikitnya 10 orang.
Departemen Pemadam Kebakaran Myanmar telah melakukan operasi penyelamatan sebagai tanggapan terhadap bencana tersebut, sementara Komite Penanggulangan Bencana Nasional Myanmar telah mengumumkan keadaan darurat di enam wilayah di negara tersebut. OCHA dan pihak berwenang setempat terus mengumpulkan informasi tentang kerusakan, korban, dan kebutuhan mendesak, serta berjanji untuk memberikan pembaruan lebih lanjut seiring informasi yang tersedia. Semua pihak berharap agar bantuan dan tanggapan darurat dapat segera diberikan kepada korban yang membutuhkannya.