Almarhum Gusdur Dikungkapkan Oleh Yenny Wahid Memiliki Kedekatan Yang Dekat Dengan Mahfud MD

by -171 Views

JAKARTA, Waspada.co.id – Ketua Barisan Kader (Barikade) Gus Dur, Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid, mengatakan bahwa calon wakil presiden Mahfud MD memiliki kedekatan dengan ayahnya yang juga merupakan Presiden ke-4 Indonesia Abdurrahman Wahid (Gus Dur) semasa hidup.

“Ini saya cerita, ya. Jadi, saat Gus Dur menjadi presiden, Gus Dur memanggil Pak Mahfud untuk bergabung dalam kabinetnya, menjadi menteri pertahanan,” kata Yenny yang dilansir dari laman republika, Jumat (27/10).

Yenny menambahkan bahwa, pada saat itu Mahfud MD terkejut dengan tawaran tersebut, karena mengira akan ditunjuk sebagai Menteri Pertanahan dan bukan sebagai Menteri Pertahanan.

Hal itu mengingat latar belakang bidang hukum yang dikuasai oleh Mahfud MD. “Pak Mahfud terkejut, dia pikir akan menjadi menteri pertanahan. Namun karena latar belakangnya adalah orang hukum, maka dia disuruh menjadi menteri pertahanan, bukan pertanahan,” kata Yenny.

Yenny juga mengungkapkan bahwa alasan Barikade Gus Dur dan dirinya mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD adalah karena mengikuti kata hati mereka dan memiliki kedekatan rasa dengan kandidat tersebut.

Yenny kemudian ditunjuk sebagai Anggota Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Mengenai deklarasi dukungan Barikade Gus Dur kepada Ganjar-Mahfud, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa kehadiran Yenny Wahid memberikan energi pergerakan positif dalam upaya meraih kemenangan pasangan tersebut pada Pilpres 2024.

“Mbak Yenny Wahid hari ini memberikan energi pergerakan positif bagi Ganjar-Mahfud, terutama karena didorong oleh hati nuraninya,” kata Hasto dalam acara deklarasi dukungan kepada Ganjar-Mahfud pada Pilpres 2024 di Jakarta, Jumat.

Hasto yakin bahwa semua orang dapat merasakan getaran yang mendalam dari Yenny Wahid, yang menunjukkan bahwa Indonesia adalah sebuah negara yang spiritual, di mana landasan moral, etika, serta ajaran tentang kebajikan dan kebenaran menjadi pilar utama.(wol/republika/mrz/d2)